Di era pandemi covid-19 ini banyak orang yang lebih memperhatikan kesehatannya dibanding saat dahulu sebelum adanya pandemi. Tren makanan yang sehat pun terus naik seiring berjalannya  waktu sehingga banyak masyarakat yang berlomba-lomba untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat. Kehidupan tersebut tak lepas dari kebutuhan pokok yang paling penting, yaitu makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Tanpa hadirnya makanan, kita tidak akan mempunyai energi yang cukup untuk melakukan aktivitas di kehidupan kita.
Bicara mengenai makanan, banyak orang yang mulai mengurangi konsumsi MSG dalam asupan makanannya. Jadi, banyak orang yang mulai ingin belajar memasak makanan sendiri tanpa menambahkan MSG ke dalam masakan tersebut. Namun, tahukah kalian walaupun begitu manusia tetap mencari jalan alternatif menyehatkan lainnya. Misalnya dengan mengganti MSG dengan kaldu jamur yang memiliki citarasa yang khas dan memberikan rasa gurih pada makanan tanpa harus menaburkan MSG.
Namun, apakah benar kaldu jamur sebagai jalan alternatif dari kaldu hewani yang didapat dari tulang ayam atau sapi, jawabannya adalah iya bagi seorang vegetarian yang tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari hewan. Dalam akun instagram gizipedia.id mengatakan bahwa Nutraceuticals bioaktif terdeteksi pada jamur adalah polisakarida, protein, glikoprotein, asam lemak tak jenuh, senyawa fenol, tokoferol, dan lainnya. Selain itu, sama seperti kaldu hewani, kaldu jamur juga rendah kalori lebih tepatnya nyaris mencapai 0 kalori.
Kaldu jamur dengan kaldu rasa jamur tentunya berbeda, memang betul kaldu jamur terhitung lebih menyehatkan daripada MSG. Namun, apakah kaldu rasa jamur yang sering dikenal oleh masyarakat tersebut jauh lebih sehat daripada MSG. Sekarang coba kita lihat komposisi di salah satu produk kaldu rasa jamur yang pernah tren pada masanya. Seperti yang tertera di peraturan BPOM, produk yang telah mendapatkan nomor BPOM komposisi ditulis berurutan dari persentase terbanyak hingga ke komposisi yang berpersentase paling sedikit.
Dengan ini berarti bahwa di dalam produk tersebut kandungan yang paling banyak adalah garam yang tentunya tak terlepas dari MSG. Dan kita juga bisa melihat untuk komposisi yang paling tidak dominan adalah perisa alami dan jamur. Dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa kaldu jamur yang pernah tren tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penyedap rasa atau MSG lainnya. Namun, sama karena di produk tersebut mengandung tinggi natrium harus tetap dibatasi dalam penggunaannya (Gizipedia.id)
Saya sejalan dengan apa yang dipaparkan oleh pihak Gizipedia.id dimana sehat atau tidak sehatnya dalam penggunaan kaldu rasa jamur itu tergantung dengan pemakaian kita sendiri. Baik MSG maupun kaldu rasa jamur sama-sama memberikan efek buruk jika dikonsumsi secara berlebihan. Dan masyarakat juga diharapkan selalu menjadi pembeli yang cermat ketika akan membeli suatu produk terkait dengan komposisi utama yang terkandung di dalam produk tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H