PERSEPSI Â GENERASI Z SEBAGAI Â PEMILIH PEMULA DALAM MENGGUNAKAN HAK PIIH 2024
Pemilihan umum (pemilu) telah menjadi sebuah fenomena global. Baik negara maju maupun berkembang, pemilu menjadi sarana terbaik untuk memfasilitasi pergantian kekuasaan yang damai. Namun demikian, praktek pemilu di berbagai negara di dunia menunjukkan variasi pelaksanaan yang beragam, dari yang dilaksanakan secara bebas dan adil sampai kepada penyelenggaraan pemilu yang penuh dengan pelanggaran dan kecurangan (Ham, 2015; Levin & Alvarez, 2012). Dari beragam fenomena empirik pelaksanaan pemilu tersebut, isu terkait integritas pemilu mengemuka dan menjadi perhatian banyak pihak (Levin & Alvarez, 2012).
Menurut data didalam komisi pemiihan umum, generasi z yang akan mengikuti pemilu tahun 2024 nanti sebanyak 46.800.161 pemilih atau sebanyak  22,85% dari total  keseluruhan pemilih dipemilu nanti. Adapun sebutan generasi z merujuk pada  orang yang  lahir mulai 1995-2000an. Jika  diakumulasikan, generasi z ini merupakan kelompok kedua terbanyak yang akan mengikuti  pemilu 2024 nanti. Pemilih terbanyak diambil oleh generasi milenial sebanyak 66.882.389 atau  33.60%.  generasi milenial merupakan sebutan untuk orang yang lahir pada tahun 1980-1994.Â
Dari angka diatas merupakan dua generasi yang mendominasi pada pemilu 2024 hampir mencapai 60% dari total keseluruhan pemilih. Generasi z dan generasi mienial merupakan anak  muda yang saat ini mendominasi pada pemilu nanti. Oleh karena itu, Indonesia akan dipilih oleh anak muda secara demokratis  pada pemilu nanti. Saya juga termasuk dari generasi z yang mana akan ikut serta dan mempunyai  hak  pada pemilu nanti. Banyak sekali pandangan-pandangan yang akan dilihat oleh kami.Â
Menurut survey yang saya lakukan terhadap kami selaku generasi z dalam pemilu nanti saat ini 80% dari survey yang saya lakukan sudah mempunyai suara mereka masing-masing. Mereka teguh dengan pendapat mereka dan yakin capres dan cawapres yang mereka pilih akan membawa Negara Indonesia kedalam status yang lebih baik lagi dari sekarang. Sisanya 20% merupakan dia yang masih bimbang dalam menentukan suaranya nanti.Â
Social media berdampak besar dalam pemilu kali ini, rata-rata mereka yang memillih suaranya karena suka pada capres dan cawapres yang sering mereka lihat pada social media. Oleh karena itu, konten yang mendukung maupun tidak mendukung capres dan cawapres nanti akan sangat berpengaruh dalam mindset anak muda sekarang. Kami selaku anak muda akan lebih tertarik pada konten yang menampilkan kebaikan dan kekurangan dari pada capres dan cawapres, walaupun konten tersebut merupakan pendapat sepihak oleh seseorang.
Pemilu kali ini cukup menarik, selain anak muda yang berkontribusi besar dalam pemilu nanti, social media juga akan berdampak besar dalam pemilihan nanti. Anak muda yang masih terbuka akan menerima semua konten pada media social yang berbau politik. Pada pemilu kali ini, pandangan dari para capres dan cawapres dapat terlihat jelas melalui social media. Jejak digital, cara kerja dan latar belakang para capres dan cawapres dapat diketahui oleh masyarakat umum. Akan tetapi yang paling update pada berita-berita terbaru mengenai para capres dan cawapres yakni generasi milenial dan generasi z karena mereka yang sedang melihat siapa yang cocok untuk memimpin Indonesia nanti dibandangkan dengan genarasi yang lain, yang belum melek akan social media.
Sumber : Rahmatunnisa, M. (2017). Mengapa Integritas Pemilu Penting. Jurnal Bawaslu, 3(1), 1-11.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI