Mohon tunggu...
Fahrul Bagenda
Fahrul Bagenda Mohon Tunggu... Jurnalis - Freelance

Memberi Fakta Secara Akurat dan Terpercaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pangan vs Ekologi: Perang di Atas Tanah

7 Januari 2025   10:42 Diperbarui: 7 Januari 2025   10:42 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lingkungan yang utama, Delachieve.com

Pembukaan lahan seluas 20 juta hektar oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan produksi pangan telah memicu perdebatan hangat mengenai dampaknya terhadap lingkungan dan ekologi. Kebijakan ini bertujuan untuk mengatasi ketergantungan impor pangan dan meningkatkan ketahanan pangan nasional, namun juga menimbulkan kekhawatiran tentang kerusakan lingkungan dan kehilangan biodiversitas.

Indonesia merupakan negara dengan potensi pertanian yang besar, namun masih menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan domestik. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022, Indonesia masih mengimpor 3,4 juta ton beras. Pembukaan lahan ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan produksi pangan. Selain itu, kebijakan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi kemiskinan di pedesaan.

Dampak Ekologi

Pembukaan lahan besar-besaran dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Penggundulan hutan, erosi tanah, dan perubahan iklim menjadi beberapa dampak yang paling mencolok. Menurut data World Wildlife Fund (WWF), Indonesia telah kehilangan 20% hutan alaminya dalam 20 tahun terakhir. Pembukaan lahan ini dapat memperburuk kondisi tersebut.

Dampak ekologi lainnya meliputi: Kehilangan biodiversitas: Pembukaan lahan dapat menyebabkan kehilangan spesies tanaman dan hewan yang langka, Kerusakan ekosistem: Pembukaan lahan dapat merusak ekosistem yang ada, termasuk hutan, sungai, dan tanah, Perubahan iklim: Pembukaan lahan dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memperburuk perubahan iklim.

Dampak Sosial

Pembukaan lahan juga berdampak pada masyarakat lokal. Konflik lahan antara petani dan pengembang dapat terjadi. Menurut data Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), pada tahun 2022, terdapat 150 kasus konflik lahan di Indonesia. Pembukaan lahan ini dapat memperburuk kondisi sosial dan ekonomi masyarakat lokal.

Dampak sosial lainnya meliputi: Pengungsi: Pembukaan lahan dapat menyebabkan pengungsi masyarakat lokal, Kehilangan mata pencaharian: Pembukaan lahan dapat menyebabkan kehilangan mata pencaharian bagi masyarakat lokal, Konflik sosial: Pembukaan lahan dapat memicu konflik sosial antara masyarakat lokal dan pengembang.

Manfaat Pangan

Pembukaan lahan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan nasional. Menurut data Kementerian Pertanian, produksi beras nasional dapat meningkat sebesar 30% dengan pembukaan lahan ini. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan ketahanan pangan nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun