November 2020, para aktivis literasi dipertemukan lewat GPMB (Gerakan Pemasyaratakan Minat Baca). Itulah titik awal dari perjalanan panjang selama kurang lebih 3 tahun ini.
Para aktivis literasi tersebut terdiri dari pegiat komunitas dan Taman Baca, ada Pak Setiawan Adi, Jon Blitar, Heru Patria, Yanu Aribowo, dkk dan staf internal Dispusip Kabupaten Blitar yang mengawal eksistensi GPMB hingga sekarang.
Pertemuan perdana itu disambut oleh bapak Herman Widodo selaku Kepala Dinas dan bapak Yohanes Dias Joyoharjo sebagai Kabid Perpustakaan.
Eskalasi politik berubah pasca Pilkada 2020, tahun berikutnya terjadi mutasi pejabat. Pak Yohanes pindah, digantikan Pak Drs. Maman Soekrisno. Menyusul Pak Herman, digantikan Pak Krisna.
Kondisi birokrasi yang belum stabil pun membuat GPMB Kabupaten Blitar terbengkalai hampir satu tahun. Lalu mulai dirapikan kembali di era kepemimpinan Pak Krisna. Disela jeda itulah, Suara Sastra lahir. Ialah Jon Blitar dan Galang Suhastra, warga lokal Ponggok yang menginisiasi program dua mingguan tersebut.
Suara Sastra pun diputuskan menjadi salah satu program GPMB saat rapat koordinasi di Warung Bebek Goreng milik Pak Imam Riyadi di Sawentar, Kanigoro.
Struktur GPMB Kabupaten Blitar diperbaharui kembali, dan akhirnya dilantik oleh Bupati dalam acara Bazar Literasi , 18 November 2022.
Suara Sastra terus berjalan hingga memasuki edisi ke-29. Project buku tetap digagas meski belum ada pagu anggaran. Jalan pun terbuka perlahan-lahan.
Agenda Bazar Literasi dan Rilis Buku terus diupayakan, di tengah hiruk pikuk kesibukan bulan Desember.
Malam itu cuaca cerah, kepulan senyum memenuhi langit Blitar di penghujung tahun yang penuh rasa syukur. []
1 Januari 2024
Ahmad Fahrizal A.