Mohon tunggu...
Ahmad Fahrizal Aziz
Ahmad Fahrizal Aziz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Blogger

Sekretaris GPMB Kab. Blitar, blog pribadi klik www.jurnalrasa.my.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bu Mastini, Tokoh Perpustakaan Indonesia

10 Januari 2023   20:33 Diperbarui: 10 Januari 2023   20:41 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pameran itu dihadiri oleh Bu Tien Soeharto dan inilah awal mula keprihatinan Ibu Tien terhadap kondisi Perpustakaan Museum Pusat yang menyimpan banyak arsip bersejarah tersebut.

Besarnya minat Mastini untuk memajukan dunia Perpustakaan membuatnya diusulkan oleh Dr Robert Stevens (Dekan  Graduate School of Library) untuk melanjutkan studi S2 di University of Hawaii. Kuliahnya didukung oleh Asian Foundation berkat dukungan Prof. Harsya Bachtiar dan John O. Stutter.

Mastini menyelesaikan studinya kurang dari 2 tahun (1970-1972). Ia membuat sebuah paper usulan berjudul The Need of a National Library in Indonesia. Paper itu dibaca dengan serius oleh Prof. Selo Sumardjan dan Dr. Soedjatmoko.

Pemerintah melalui Bappenas, menugaskan Prof. Selo Sumardjan melakukan penelitian Persiapan Perpustakaan Nasional. Tim pun dibentuk dan beranggotakan Mastini Hardjoprakoso, MLS, Luwarsih Pringgoadisurjo, MA, Rusina Syahrial, MA, Sukarman Kertosedono, MLS dan Drs. Abdurrachman Surjomihardjo. Tim itu dibentuk pada tahun 1977.

Akhirnya, pada tanggal 17 Mei 1980, diresmikanlah Perpustakaan Nasional berdasarkan Keputusan Menteri 17 Mei 1980 no 0164/0/1980, namun masih dibawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Bu Mastini dan Bu Tien Soeharto. Dok/tangkapan layar YouTube Perpustakaan Nasional RI. https://youtu.be/zGMzr6PrJmQ
Bu Mastini dan Bu Tien Soeharto. Dok/tangkapan layar YouTube Perpustakaan Nasional RI. https://youtu.be/zGMzr6PrJmQ

Meski demikian Mastini merasa itu kurang efektif karena kondisi gedung yang kurang representatif, lantas ia berbicara dengan berbagai pihak, terutama Bu Tien Soeharto, untuk membangun gedung Perpustakaan yang lebih layak.

Singkat cerita, gedung Perpustakaan pun dibangun di Jalan Salemba Raya dan selesai pada 27 Januari 1987. Perpustakaan Nasional non Departemen pun dibuka pertama kali untuk umum pada 1 April 1989.

17 Mei 1990 Mastini Hardjoprakoso, MLS dilantik sebagai Kepala Perpustakaan Nasional dan mejabat hingga 1998. Ia menjadi Kepala Perpustakaan non Departemen alias langsung dibawah Presiden.

Salah satu pencapaian Mastini adalah diterbitkannya Undang Undang No. 4 tahun 1990 Tentang Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, yang menurutnya sebagai pilar Perpustakaan.

Mastini mundur sebagai Kepala Perpustakaan di tahun 1998 tak lain karena kondisi politik yang ada, ia dianggap bagian dari rezim orde baru dan banyak yang mendesaknya untuk mundur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun