Namanya begitu masyhur, mungkin juga karena diabadikan menjadi nama jalan besar di berbagai daerah, termasuk di Kota Blitar. Jalan HOS Tjokroaminoto adalah jalan utama yang menghubungkan dengan jalan-jalan besar lainnya.
Gagasan tentang kemandirian
Pak Tjokro dikenal dengan gagasan Zelfbestuur atau kemandirian, ia termasuk tokoh Islam yang terbuka pada gagasan dari barat. Hal itu membuat pergaulannya sangat luas.
Ia termasuk yang paling awal mengorkestrasi gagasan Islam dan Sosialisme yang selalu diperdebatkan, bahkan hingga sekarang. Lalu berkembang ke ide nationale.
Bisa dibilang, Pak Tjokro termasuk salah satu arsitek ideologi bangsa Indonesia, meski ia wafat sebelum proklamasi dibacakan. Akan tetapi, Bung Karno tampil sebagai tokoh teras, founding father, yang sejak remaja sudah dicekoki banyak buku saat indekos di Gang. Peneleh.
Saat gagasan Pak Tjokro dikaji dan disandingkan dengan gagasan Bung Karno, tampak garis persamaan yang kuat. Bedanya, Bung Karno punya momentum politik, ia menjadi Presiden dan memiliki kesempatan menguncinya sebagai dasar negara dan konstitusi.
Bung Karno juga menjadikan sosialisme sebagai perlawanan terhadap imperialisme. Bung Karno matang secara konsep, sehingga dengan terbuka mendeklarasikan diri sebagai kaum kiri yang anti kolonialisme dan imperialisme.
Ini sangat menarik, dan menggugah kembali kesadaran tentang pentingnya kemandirian sebagai sebuah bangsa yang merdeka.
Aktivis Peneleh
Ialah A. Dedi Mulawarman, atau yang akrab disapa Dedi, sang inisiator lahirnya lokus aktivis Peneleh.