komunitas literasi yang kami giatkan di Blitar selama ini adalah menggiatkan menulis dan menambah jumlah penulis. Sehingga kami namai Komunitas Penulis Blitar.
Salah satuMemang berpretensi terlalu tinggi, masa tiba-tiba menyebut diri penulis? Padahal komunitas itu terbuka bagi umum, termasuk yang (masih) akan bisa menulis.
Memang kami sebut komunitas penulis, biar masyarakat mudah mengidentifikasi. Selain itu, siapa tahu bisa menjadi doa?
Meski sebenarnya, tujuan utamanya adalah menambah orang-orang yang menulis, meski tidak berprofesi sebagai penulis. Toh nyatanya, banyak juga yang pilihan profesinya guru, namun aktif di dalamnya.
Setidaknya, bisa menulis. Sebab ada banyak yang bisa ditulis. Mulai dari kisah hidup, pengalaman, realitas sosial, dan hal lainnya.
Atau, kisah hidup dan pengalaman pribadi, yang menarik juga dituliskan. Sebab masing-masing orang punya kisah, punya alur hidup yang berbeda, yang barangkali bisa menjadi pelajaran dan hikmah untuk orang lain. Menulis dari hal yang dialami dan dirasakan sendiri.
Itulah cita-cita sederhana komunitas kami, agar anggotanya bisa menulis dan menjadikan menulis sebagai kebiasaan. Apakah tulisan itu kelak diterbitkan menjadi buku, dikirim ke media, mengisi blog/web, itu tergantung usaha masing-masing, namun komunitas tetap memberikan informasi dan mungkin jalan untuk itu.
Menulis benar-benar dari hati, sepenuh jiwa, bukan sekadar memenuhi tuntutan akademik dan sebagainya. Sebab yang ditulis sepenuh hati, akan merasuk ke hati, dan dinikmati.
Diharapkan, yang sudah bisa menulis untuk menularkan ilmunya ke anggota baru, mendampingi, mementori, dan seterusnya. Sehingga komunitas penulis bisa terus melahirkan orang-orang yang menulis. []
Ahmad Fahrizal Aziz
Just-fahri.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H