Wartawan senior Radar Blitar itu menanti saya di depan minimarket dekat rumah untuk mengantarkan kopi Kahwo Blitar, produk yang ia buat bersama mertuanya yang dari Gandusari, Kabupaten Blitar itu.
"Orang sana biasa menyebut kopi Sirsah, atau kopi nongko, jenisnya Liberika," Jelasnya memberikan informasi.
Sejak lama saya ingin mencicipi kopi itu, dan akhirnya kesampaian. Meski harus pesan dulu, karena harus order stok. Cara pembuatannya pun masih tradisional, disangrai di atas tungku api/luwengan.
Liberika adalah jenis lain dari Robusta dan Arabica, yang pohonnya bisa setinggi pohon nangka, dan saat memetiknya harus naik tangga.
"Genap 100 hari, aku tulis jadi lebih 400 lembar," Ungkapnya.
Sebagai wartawan senior, ia baru berangkat kerja siang menjelang sore hari. Paginya bisa mengantarkan dan menunggui anaknya sekolah. Saat itulah ia catat apa saja kegiatan anaknya, yang akhirnya menjadi diary, dan akhirnya akan dibukukan.
"Daripada ngrumpi sama ibu-ibu, ya aku ngintip-ngintip aja kegiatannya di dalam," Lanjutnya.
Menarik bukan? Hal sederhana yang banyak dijalani banyak orang tua itu, ternyata bisa menjadi ide menulis, bahkan dibukukan. Mungkin terkesan sebagai aktivitas biasa, namun jika dilihat lagi dari sudut yang berbeda, ada sisi unik yang bisa diangkat.
Lantas jangan meremehkan pengalaman sendiri, meskipun pengalaman itu juga dijalani banyak orang. Namun masing-masing orang pasti punya kesan dan sudut pandang pemaknaan yang berbeda.
Seperti halnya saat kita pergi ke suatu tempat, dan banyak orang juga sudah datang ke tempat tersebut, kesannya pasti berbeda-beda. Ada yang takjub, dan ada yang biasa saja. Tergantung rasa dan sudut pandang yang digunakan.
Aktivitas keseharian yang kita jalani, jika digali lagi, direnungi lebih dalam, akan selalu muncul hal menarik, baru dan unik, yang kita sendiri bahkan tak pernah menyadarinya selama ini.