Pola pikir semacam itu membuat perbincangan politik menjadi tidak sehat. Kita jadi kurang memiliki perhatian pada figur-figur daerah yang memiliki rekam jejak dan kapabilitas yang baik, yang bisa menjadi alternatif pemimpin masa depan. Setidaknya dalam lima tahun terakhir, diskusi soal figur seolah stagnan. Isu-isu imajiner dan kurang produktif bertebaran, namun hanya bersifat musiman. Soal Capres saja, dari 250 juta lebih rakyat Indonesia, selalu mengerucut pada dua figur saja. []
Blitar, 8 Maret 2018
Ahmad Fahrizal Aziz
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H