Tentu saja, JIMM tidak hanya secara simplikatif, dibaca sebagai gerakan “latah” untuk menyaingi lahirnya JIL. Tidak pula sebagai jembatan menuju kekuasaan, atau pembacaan lain yang berangkali jauh dari substansi kelahirannya. (*)
Blitar, 21 Mei 2015
A Fahrizal Aziz
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!