Mari kita belajar dari Rasulullah bagaimana menaklukkan hati wanita. Kepribadian rasulullah adalah kepribadian yang diidamkan para wanita. Dialah manusia yang perlu dipelajari perilakunya hingga wanita tersentuh oleh perilakunya.
Sebagaimana kata kunci yang telah Rasul ajarkan dalam hadisnya
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, dan berbuat baiklah kepada wanita. Sebab mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka engkau mematahkannya dan jika engkau biarkan, maka akan tetap bengkok. Oleh karena itu berbuat baiklah kepada wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dua kali disebutkan berbuat baiklah kepada wanita. Berbuat baik bukan berarti memanjakan namun juga bukan berbuat kasar kepadanya. Wanita diibaratakan tulang rusuk yang bengkok. Jika kita paksakan untuk diluruskan dia akan patah. Namun kalau kita biarkan dia akan tetap bengkok. Permisalan yang sangat menarik. Dan disinilah seninya.
Tentu untuk memahami seni itu kita harus mendefiniskan dengan baik mengenai kalimat “berbuat baik kepada wanita” yang diungkapkan rasulullah dalam hadisnya tersebut.
Mari sejenakkan kita pelajari sejarah, bagaimana wanita diperlakukan secara umum sebelum islam muncul kepermukaan. Bahwa wanita selalu menjadi menjadi manusia kelas dua. Wanita selalu dalam kungkungan laki-laki. Wanita menjadi identitas yang hina. Sampai-sampai Amirul mukminin umar bin Khattab pernah membunuh putri perempuannya dimasa itu. Wanita adalah manusia yang terbelakang dan selalu disisihkan dari kehidupan masyarakat.
Satu pelajaran penting dari sejarah itu, bahwa wanita perlu di hargai. Dengarkan suara atau pendapatnya. Karena wanita ingin didengarkan. Cukup didengarkan itu salah satu cara berbuat baik kepada wanita. Jangan sekali-sekali cuekin dia, Dengarkan keluh kesahnya. Pasti anda menjadi pria idaman dalam hidupnya.
Sejarah berikutnya yang perlu kita ketahui. Sebelum datang Islam, orang Yunani menggangap wanita hanya sebagai tempat pelampiasan kesenangan. Wanita sama sekali tidak dianggap dalam kancah kehidupan bermasyarakat. Manusia tidak berhak memiliki harta. Sehingga wanita tak berhak mendapatkan harta warisan leluhurnya. Bahkan orang-orang Romawi dengan seenaknya saja menjual wanita baik anak maupun istrinya dengan gampang sekali.
Poin kedua dari sejarah itu. Bahwa berikan hak yang memang menjadi hak wanita. Berikan wanita harta jika memang harta itu menjadi haknya. Maka pasti wanita akan senang kepada pria yang sering memberikan harta benda padanya. Anda akan menjadi pria idaman jika anda bisa mencukupi kebutuhan harta wanita.
Begitulah mungkin yang dimaksud Rasulullah tentang berbuat baik kepada wanita. Pria yang mampu menaklukkan hati wanita adalah pria yang akan bisa menaklukkan dunia. Maka mari kita terus belajar mengelola peradaban ini. Peradaban yang manusiawi. Peradaban yang selalu berbuat baik kepada wanita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H