Ziyeh: “Gak papa yang penting masih bisa jalan, ku baru saja membeli sebuah jetpack. Jadi aku menggunakannya untuk bepergian ke mana-mana.”
Hakim: “Wow keren, pasti jetpack keluaran terbaru bertenaga listrik bukan?”
Ziyeh: “Betul kim, wah sepertinya sudah terlalu sore sebaiknya kita berdua harus segera pulang ke rumah.”
Hakim: “Wah kau benar juga, yasudah sampai jumpa hari senin kawan.”
Sesampainya di rumah Hakim pun langsung duduk di sofa sambil mengirim tugas lewat smartphone nya. Dia juga mengirimkannya ke data center kota, data center tersebut bisa digunakan para penduduk kota meta untuk menitipkan data mereka berupa tugas sekolah atau kuliah, berkas pekerjaan dan bahkan data rahasia. Data tersebut diproteksi oleh sistem cyber security tercanggih dan dapat menampung data hingga ratusan tera byte.
Sambil duduk, Hakim menghayal tentang bagaimana kehidupannya saat di masa depan. Sebenarnya di kota Meta terdapat sebuah toko yang mana menyewakan sebuah ruangan yang terdapat mesin waktu, mesin tersebut dapat membawa orang ke masa depan dan masa lalu. Namun, mesin itu hanya bisa dipakai untuk ke masa depan dan masa lalu dalam rentang waktu 5 tahun saja. Hakim kemudian tersadar bahwa mau bagaimanapun masa lalu tidak akan bisa diubah, sama halnya seperti takdir yang hanya bisa kita lakukan adalah belajar dari kesalahan pada masa lalu untuk memperbaikinya di masa depan. Masa depan bukanlah hal yang harus kita ketahui tapi kita bisa mempersiapkan diri untuk menjalaninya saat masa itu datang. Baik atau buruk masa depan kita adalah hal yang biasa namun, setidaknya kita sudah berusaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H