Mohon tunggu...
Fahrizal Rahman
Fahrizal Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Trunojoyo Madura

Departemen Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Kreativitas PC. ISHARI NU Bangkalan

Selanjutnya

Tutup

Seni

Refleksi Perjuangan dan Pandangan Strategis ISHARI NU Menjelang Harlah ke-64

13 Januari 2025   21:49 Diperbarui: 13 Januari 2025   21:49 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi ISHARI NU bangkalan

Menjelang harlah ke-64 pada 15 Rajab 1446 H atau 23 Januari 2025, ISHARI NU adalah bukti nyata bagaimana seni Islami mampu bertahan di tengah arus perubahan zaman. Sejak awal berdirinya di abad ke-19, ISHARI telah menjadi wadah yang menyatukan seni, budaya, dan spiritualitas dalam satu harmoni yang indah. Perjalanan panjang ini mengajarkan bahwa menjaga tradisi bukan hanya tentang kerja keras, tetapi juga tentang kemampuan beradaptasi tanpa kehilangan jati diri.  

Selama bertahun-tahun, ISHARI menghadapi berbagai tantangan, baik dari internal maupun eksternal. Dari perubahan struktur organisasi hingga tantangan modernisasi, ISHARI tetap bertahan karena berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman dan kecintaan kepada Rasulullah SAW. Keputusan Muktamar NU ke-33 tahun 2015 yang menetapkan ISHARI sebagai Badan Otonom NU merupakan pengakuan atas perannya yang besar dalam menjaga seni Islami yang penuh makna. Ini menunjukkan bahwa kekuatan ISHARI terletak pada komitmennya terhadap tradisi dan nilai-nilai luhur.  

Tantangan di masa depan tidak akan mudah bagi ISHARI. Untuk tetap relevan di tengah perubahan zaman, ISHARI perlu menjadi ruang yang inklusif bagi semua generasi, menghubungkan generasi tua dan muda tanpa kehilangan identitasnya. Dalam era digitalisasi, teknologi dapat menjadi alat penting untuk melestarikan dan mengembangkan seni Hadrah. Langkah-langkah seperti menciptakan konten kreatif, memanfaatkan platform digital, dan mendokumentasikan seni Hadrah secara digital merupakan upaya sederhana namun memiliki dampak besar. Pendekatan ini sangat penting agar ISHARI tetap eksis dan tradisi Hadrah terus hidup di tengah arus kemajuan zaman.

Tantangan terbesar bagi ISHARI adalah menjaga kemurnian tradisi Hadrah sekaligus terbuka terhadap inovasi. Seni Hadrah harus tetap menjadi sumber inspirasi spiritual bagi umat Islam serta menjadi sarana untuk memperkuat karakter Islami yang mencerminkan nilai-nilai kedamaian, cinta, dan keindahan. Menemukan keseimbangan antara pelestarian tradisi dan penerapan inovasi akan memastikan ISHARI tetap relevan dan diterima oleh berbagai generasi tanpa kehilangan esensi spiritual dan budayanya.

Harlah ke-64 ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga menjadi momen penting untuk merenungkan perjalanan panjang ISHARI dan merencanakan langkah-langkah ke depan. ISHARI harus terus menjadi penerus tradisi dan pembawa pesan cinta Rasulullah melalui seni. Dengan semangat refleksi dan pandangan yang penuh harapan, ISHARI akan tetap berkontribusi dalam menjaga seni Islami yang penuh makna, sekaligus menjadi simbol harmoni antara agama, budaya, dan seni. Mari kita bersama-sama merawat warisan ini, melestarikannya, dan terus melangkah maju untuk masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun