[caption id="attachment_343327" align="aligncenter" width="595" caption="Jokowi/ detik.com"][/caption]
Setiap tanggal 25 Desember, umat Kristiani seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia merayakan Natal. Suasana Natal tahun ini sudah berganti dengan Pemerintahan Presiden Jokowi yang baru dilantik 2 bulan lalu menggantikan Pemerintahan SBY (2004-2014).
Sebagaimana diera Presiden SBY, perayaan Natal diera Presiden Jokowi hampir berjalan aman dan terkendali. Ini dapat kita lihat dari kemarin hinga hari ini (25 Desember) pada sejumlah kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan begitu juga dengan daerah-daerah rawan konflik dengan SARA. Kendati Semuanya tak terlepas dariketerlibatan aparat keamanan dari unsur TNI/Polri.
Hal ini melihatkan, kalau Presiden Jokowi juga mampu menciptakan keamanan pada warganya. Padahal dimasa kampanye Pilpres dulu banyak orang khawatir kalau mantan Gubernur Jakarta ini memimpin Indonesia, tak mampu menjaga stabilitas keamanan sehingga terbersit rasa ketidaknyamanan bagi sebagian warga.
Tak bisa disalahkan juga, kekhawatiran sebagian warga tersebut punya alasan. Selain Jokowi berlatar belakang sipil juga bergaya lemah lembut. Tapi dengan terciptanya aman dan terkendali pada perayaan Natal tahun ini mudah-mudahan kekhawatiran sebagian warga tersebut terkikis perlahan-lahan.
Selain itu, Presiden Jokowi yang notabenenya muslim melihatkan pula pentingnya Kebhinekaan sebagai falsafah bangsa ini dengan menghadiri perayaan Natal nasional di Jayapura guna memperbaiki kondisi ketahanan nasional Indonesia yang semakin menurun.
Menurut data lemhanas, empat tahun terakhir ini indeks ketahanan nasionalIndonesia berada pada tingkat kurang tangguh. Dari delapan gatra ketahanan nasional hanya empat gatra yang cukup tanggguh yaitu geografi, demografi, politik dan ekonomi. Sementara empat lainnya yakni sumber kekayaan alam, idiologi, sosial budaya dan pertahanan keamanan masih menunjukkan tingkat kurang tangguh.
Kondisi faktual, yang memperlihatkan pada kita semua bawasannya, Negara ini memiliki ribuan pulau dan keragaman suku, agama, bahasa, adat istiadat dan budaya. Semuanya ini menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa manapun.
Sebab kebhinekaan mempunyai potensi konflik. Pemerintah dan rakyat harus mengelolanya dengan baik. Kalau tidak dapat mengancam keutuhan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian, benarlah kiranya Presiden Jokowi menghadiri perayaan Natal tersebut supaya agar potensi konflik dapat dikelola sehingga terwujudnya ketahanan nasional yang tangguh.
Perayaan Natal tahun ini, khususnya di Indonesia sudah berganti dengan Presiden baru (H. Ir Joko Widodo), yang dilantik 20 Oktober lalu. Ini akan berlanjut pada hari raya umat beragama yang lain selama lima tahun kedepan beliau memimpin (2014-2019).
Semoga saja keamanan dan kebhinekaan yang terlihat di perayaan Natal hari ini, terlihat pula nantinya pada hari raya umat beragama lainnya ( Islam, Budha, Hindu, Konghucu). Sehingga terciptalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesi.
Oya, tinggal menghitung hari lagi seluruh makhluk yang berakal di planet bumi ini akan memasuki tahun baru (2015 Masehi). Semoga saja ditahun baru, bersama Presiden baru membawa harapan baru bagi rakyat Indonesia.
Oleh, Fahrizal
Sumber inspirasi
Kapolri Jamin Natal Akan Berlangsung Aman
Pentingnya Pengembangan Ketahanan Nasional Berbasis Kebhinekaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H