[caption id="attachment_344102" align="aligncenter" width="420" caption="Ilustrasi menelpon dipesawat/telsetnews"][/caption]
Malapetaka Pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak Minggu pagi telah diketahui keberadaannya berkat sinyal ponsel salah satu penumpang. Pesawat yang membawa 155 penumpang itu terjatuh diperairan pangkalan Bun.
Hal ini diungkapkan Kapolri Jenderal Sutarman. Pesawat yang hilang selama 3 hari tersebut ditemukan setelah menangkap sinyal ponsel salah satu penumpang, hingga sinyal dapat terlacak oleh BTS. Tak ayal lagi polri langsung mengerahkan kapal untuk mencari ke titik koordinat sinyal tersebut. Beliau menduga ada kemungkinanbeberapa penumpang lupa mematikan handphone-nya. Sehingga sinyal ponsel mereka terlacak oleh BTS
Banyak teori yang mengatkan penyebab hilangnya pesawat yang dipiloti oleh Irianto tersebut karena belum adanya kepastian penyebabnya. Mulai dari kegagalan teknis, dihantam badai, terhambat gumpan Es, kesalahan pilot dan aksi disengaja. Semua teori tersebut mempunyai alasannya masing-masing yang logis. Salah satu dari teori tersebut dapat saja benar.
Namun, setelah mengetahui adanya sinyal ponsel yang masih memancar dipenumpang pesawat tersebut, muncul pertanyaan, apakah penyebab jatuhnya pesawat QZ 8501 karena ponsel?
Karena, Ada 3 efek yang harus diperhatikan ketika menyalakan ponsel dalam pesawat. Hal ini diungkapkan oleh Pengamat penerbangan Alvin Lie , Pertama ponsel yang memancar dapat menyebabkan miskomunikasi antara pilot dan petugas ATC. Ini dapat terjadi jikamasih menggunakan gelombang radio. Kenyataannya saat ini komunikasi dan navigasi pilot-ATC masih mengandalkan radio.
Kedua, Adanya gangguan pada sistem navigasi. Contohnyamunculnya gangguan akibat dari alur sinyal ponsel dengan sistem navigasi yang tepat. Gangguan ini bisa membuat titik-titik navigasi menjadi tak akurat.
Ketiga, Penggunaan ponsel dalam pesawat ternyata bisa sampai mematikan sistem navigasi. Ponsel terkadang menggunakan kabel-kabel yang berada di pesawat dalam mencari sinyal. Inilah yang dapat berefek buruk ke radar navigasi.
3 efek yang diungkapkan oleh pengamat penerbangan Alvin Lie erat kaitannya dengan peristiwa hilang kontaknya sang pilot dengan Air Traffik Control (ATC) Bandara Soekarno Hatta.
Ketika itu pada pukul 06.12 WIB sang pilot meminta untuk bergesar ke kiri untuk menghindari cuaca buruk. lalu ATC Bandara Soekarno-Hatta memberi izindan akhirnya pesawat bergesar 7 mil dari posisi awal. Namun pilot kembali meminta mengubah posisinya ke ketinggian 38.000 kaki tampa menyebutkan alasan.
Pihak ATC kemudian mengontak ATC Bandara Changi Internasional, Singapura untuk melakukan koordinasi. Koordinasi dengan pihak Singapura tersebut hanya 2-3 menit. Setelah itu phak ATC Bandara Soekarno-Hatta memberi izin pesawat naik hanya 34.000 kaki karena pada saat yang sama terdapat pesawat lain, yakni AirAsia 502.
Lalu, saat ATC Bandara Soekarno-Hatta menyampaikan jawabannyasekitar pukul 06.14 WIB sudah tidak ada lagi jawaban dari sang Pilot yang mempunyai jam terbang tinggi 20.537 itu.
Jika memang ini benar adanya, peristiwa tersebut dapatlah dijadikan sebuah pelajaran agar kedepannya kita semua tidak menyalakan ponsel ketika berada dipesawat guna memperhatikan keselamatan diri dan penumpang lainnya.
Oleh, Fahrizal
Sumber Reportase
Sinyal "Handphone" Salah Satu Penumpang AirAsia Jadi Petunjuk Temukan Lokasi
3 Efek Nyalakan Ponsel Dalam Pesawat
QZ8501: Dua Menit Yang Penuh Tanda Tanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H