Mohon tunggu...
Fahri Victory
Fahri Victory Mohon Tunggu... profesional -

Private investigator, aktivis LSM Forum Rakyat Anti Korupsi. Punya pengalaman yang cukup mengantar para koruptor masuk penjara. Jangan biarkan para koruptor itu bersembunyi dibalik pencitraan palsu yang menipu.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kenapa PKS Mustahil Koalisi dengan Jokowi-Ahok ?

31 Juli 2012   00:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:25 2272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politisi PKS Misbakhun kemaren buat pernyataan bahwa PKS kemungkinan akan koalisi dan alihkan suara kadernya ke kubu Jokowi - Ahok. Apa makna pernyataan politisi PKS yang baru saja memenangkan PK kasus hukumnya di Mahkamah Agung? Saya menilai statement Misbakhun itu hanya manuver untuk naikan posisi tawar (bargaining position) PKS di mata Fauzi Bowo yang saat ini sangat butuh limpahan suara dari kader PKS dan massa simpatisan lainnya. Fauzi Bowo alias Foke saat ini dalam kondisi kritis. Popularitasnya dan kredibilitasnya anjlok, reputasinya hancur, rakyat Jakarta tidak lagi percaya dia. Tim suksesnya berantakan. Nasibnya di ujung tanduk.

Situasi yang memburuk di kubu Foke dan kebutuhan luar biasa terhadap komitment PKS untuk alihkan suara massa, kader dan simpatisan PKS ke Foke merupakan faktor utama dan dominan yang bisa antarkan Foke terpilih kembali menjadi Gubernur DKI untuk masa periode kedua.

Hitungan sederhana di atas kertasnya sebagai berikut : HIdayat/Didik raih suara 11 % dalam pilgub putaran pertama yang lalu. Jika Hidayat/Didik plus PKS sebagai partai bersedia dukung Foke maka, suara Foke yang diputaran pertama raih 34% secara matematis akan naik menjadi 44%. Foke hanya butuh 7 % suara tambahan lagi untuk menangkan Pilgub Putaran Kedua.

Foke tahu persis bahwa PKS tidak mungkin alihkan suaranya ke Jokowi - Ahok. PKS mustahil memilih Jokowi yang berpasangan dengan Ahok (Basuki Purnama) yang dianalogikan dengan sama mustahilnya bagi suara etnis tionghoa non muslim akan mau berpihak ke Hidayat/Didik. Ini adalah realitas politik. Unsur suku, ras, agama dan antar golongan tetap memainkan pengaruh dalam politik apalagi dalam pemilihan calon pemimpin. Fenomena ini berlaku secara universal dan dari dulu sampai dunia ini berakhir.

PKS sadar bahwa mereka tidak mungkin akan mendukung Jokowi - Ahok. Itu sama saja bagi mereka sebuah pengkhianatan nilai - nilai perjuangan dan misi PKS yang meneladani pemimpin yang beriman, saleh, amanah dan bertakwa. Tidak mungkin bagi PKS mendukung calon Gubenur yang islamnya abangan atau non muslim seperti Ahok. Itu sudah jadi garis partai. Mungkin saja ada 1-2 kader PKS yang secara pribadi berpihak dan mendukung Jokowi - Ahok, tapi secara organisasi kepartaian, mustahil PKS mendukung Jokowi - Ahok.

Fakta bahwa ada kader atau politisi PKS secara terbuka mengatakan ingin agar PKS mendukung Jokowi - Ahok, itu hanyalah strategi politik biasa. Hanya untuk menaikan harga PKS dan menekan Fauzi Bowo untuk menerima usulan kesepakatan bersama yang diajukan oleh pimpinan PKS.

Apakah Foke ngotot untuk tolak usulan PKS yang kemudian akan menyebabkan dia makin tidak punya peluang untuk menang dalam putaran kedua? Wallahualam bissawab...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun