Mohon tunggu...
Fikriful Wenzi
Fikriful Wenzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Lepas

Hanya Seorang Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Optimalisasi Pendekatan Teori Tes untuk Guru Fisika SMA: Upaya Meningkatkan Kompetensi dalam Penyusunan Instrumen Tes berbasis HOTS

29 November 2024   10:12 Diperbarui: 29 November 2024   10:34 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Garut, 26 Agustus 2024 -- Dalam upaya mendukung implementasi Kurikulum Merdeka sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran fisika di tingkat SMA, tim pengabdian masyarakat melaksanakan program bertajuk "Optimalisasi Pendekatan Teori Tes Klasik dan Modern untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Fisika SMA dalam Penyusunan Instrumen Tes Berbasis HOTS". Program ini bertujuan untuk membantu guru mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai dengan standar Higher Order Thinking Skills (HOTS) sehingga mampu mengukur kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan analitis siswa.

Program ini diselenggarakan dalam dua tahap: tahap pertama secara luring di SMAN 1 Garut pada Senin, 26 Agustus 2024, dan tahap kedua secara daring pada Sabtu, 26 Oktober 2024. Kegiatan ini melibatkan empat narasumber berpengalaman yang memberikan materi sesuai bidang keahlian mereka, dilengkapi dengan sesi workshop untuk mempraktikkan pengembangan butir instrumen penilaian.

Pembelajaran fisika yang berkualitas memerlukan instrumen penilaian yang tidak hanya mengukur penguasaan konten, tetapi juga kemampuan siswa untuk berpikir pada tingkat yang lebih tinggi. Dalam Kurikulum Merdeka, pendekatan ini menjadi semakin penting karena siswa didorong untuk menjadi pembelajar mandiri yang mampu memecahkan masalah dalam konteks nyata.

Namun, berdasarkan pengamatan, masih banyak guru yang menghadapi tantangan dalam menyusun instrumen tes berbasis HOTS. Banyak soal yang dibuat masih berfokus pada kemampuan kognitif tingkat rendah seperti mengingat (recall) dan memahami (understand), sementara aspek analisis, sintesis, dan evaluasi belum banyak tersentuh.

Melalui kegiatan ini, guru fisika SMA diberikan wawasan tentang pendekatan teori tes klasik dan modern serta dilatih untuk menyusun instrumen penilaian yang sesuai dengan karakteristik HOTS. Program ini juga menjadi wadah bagi guru untuk menghasilkan karya berupa kumpulan soal yang nantinya akan dibukukan sebagai referensi bagi komunitas guru lainnya.

Dalam kegiatan ini, hadir empat pemateri dengan keahlian berbeda yang memberikan materi sesuai kebutuhan guru:

  1. Dr. Duden Saepuzaman, M.Pd., M.Si.
    Sebagai dosen dan peneliti pendidikan fisika, Dr. Duden Saepuzaman memulai sesi dengan materi bertajuk "Assessment Formatif di Kurikulum Merdeka". Beliau menekankan pentingnya penilaian formatif sebagai alat untuk memantau perkembangan belajar siswa secara kontinu. Penilaian formatif memungkinkan guru untuk memberikan umpan balik yang relevan sehingga siswa dapat memperbaiki pemahaman dan keterampilan mereka selama proses pembelajaran. Dalam paparannya, Dr. Duden juga mengulas berbagai strategi praktis untuk menerapkan penilaian formatif di kelas fisika, seperti penggunaan rubrik dan umpan balik berbasis kinerja

  2. Rizki Zakwandi, M.Pd.
    Materi kedua disampaikan oleh Rizki Zakwandi, seorang dosen muda yang berfokus pada pedagogi fisika. Dengan topik "Taksonomi dalam Pembelajaran Fisika", beliau membahas bagaimana taksonomi seperti Taksonomi Bloom dapat dijadikan panduan untuk menyusun soal yang mengukur berbagai level kemampuan kognitif. Dalam sesi ini, Rizki memberikan contoh konkret soal fisika berbasis HOTS dan menjelaskan langkah-langkah sistematis untuk mengembangkan butir soal mulai dari analisis kompetensi dasar hingga validasi instrumen.

    Taksonomi
    Taksonomi
  3. Lina Aviyanti, Ph.D.
    Sebagai ahli dalam bidang pengukuran pendidikan, Lina Aviyanti, Ph.D., memberikan materi tentang "Pengembangan Instrumen Penilaian Tes". Dalam sesinya, beliau menekankan pentingnya validitas dan reliabilitas instrumen tes, serta bagaimana prinsip-prinsip teori tes klasik dan modern dapat diterapkan dalam pengembangan soal fisika. Peserta diberikan pemahaman tentang uji validitas, reliabilitas, dan analisis butir soal, yang menjadi dasar penting dalam penyusunan tes yang berkualitas.

    Test
    Test
  4. Muh Asriadi AM, M.Pd.
    Sesi terakhir dibawakan oleh Muh Asriadi AM, M.Pd., yang membahas topik "Pengembangan Instrumen Penilaian Non-Tes". Dalam sesi ini, beliau menjelaskan bahwa selain penilaian berbasis tes, guru juga perlu mengembangkan metode non-tes seperti observasi, wawancara, dan portofolio untuk menilai kemampuan siswa secara holistik.

    Non-Test
    Non-Test

Tahap pertama yang dilakukan secara luring di SMAN 1 Garut diikuti oleh lebih dari 50 guru fisika SMA dari berbagai sekolah di Kabupaten Garut. Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh kepala sekolah yang menyampaikan apresiasi atas terlaksananya program ini.

Setiap pemateri diberikan waktu 60 menit untuk memaparkan materi dan 30 menit untuk diskusi. Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi, terutama ketika diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan terkait kendala yang mereka hadapi dalam praktik sehari-hari.

Setelah sesi pemaparan, kegiatan dilanjutkan dengan workshop pengembangan instrumen tes. Dalam workshop ini, peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan didampingi oleh fasilitator untuk menyusun butir soal berbasis HOTS. Hasil sementara dari workshop ini berupa rancangan soal yang kemudian akan dievaluasi dan disempurnakan pada tahap kedua.

Tahap kedua dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting pada Sabtu, 26 Oktober 2024. Kegiatan ini difokuskan pada evaluasi hasil pengembangan instrumen serta pendampingan untuk menyempurnakan karya guru. Para peserta diminta untuk mempresentasikan instrumen yang telah mereka buat, sementara pemateri memberikan umpan balik dan saran perbaikan.

Workshop_Daring
Workshop_Daring

Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan pembahasan lebih mendalam tentang bagaimana melakukan analisis butir soal menggunakan perangkat lunak sederhana. Guru diajarkan cara menghitung indeks validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal.

Kegiatan ini memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kompetensi guru fisika SMA dalam menyusun instrumen penilaian berbasis HOTS. Berikut adalah beberapa hasil yang dicapai:

  1. Pemahaman yang Lebih Mendalam tentang HOTS
    Melalui sesi materi dan workshop, para peserta mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang karakteristik HOTS serta bagaimana cara mengembangkannya dalam bentuk soal tes.

  2. Produk Berupa Instrumen Penilaian
    Setiap peserta berhasil menghasilkan beberapa butir soal berbasis HOTS yang telah melalui tahap validasi awal. Produk ini nantinya akan dikompilasi menjadi sebuah buku sebagai bentuk apresiasi terhadap karya guru.

  3. Pengembangan Kompetensi Profesional
    Kegiatan ini juga berkontribusi pada pengembangan kompetensi profesional guru, terutama dalam hal analisis butir soal dan penerapan teori tes klasik maupun modern.

Para peserta memberikan tanggapan yang sangat positif terhadap kegiatan ini. Salah seorang peserta, Bapak Andi, mengungkapkan bahwa program ini sangat membantu dirinya dalam memahami konsep HOTS yang selama ini dirasa sulit untuk diterapkan.

"Saya merasa sangat terbantu dengan adanya program ini, terutama dalam memahami bagaimana membuat soal yang menantang siswa untuk berpikir kritis," ujarnya.

Peserta lain, Ibu Dewi, mengapresiasi pendampingan yang diberikan oleh pemateri. "Workshop ini sangat praktis dan aplikatif. Kami tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkannya," katanya.

Tim pelaksana berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal bagi guru-guru fisika SMA untuk terus mengembangkan kemampuan mereka dalam menyusun instrumen penilaian. Diharapkan, buku kumpulan soal yang dihasilkan dari program ini dapat menjadi referensi berharga bagi komunitas guru fisika di Indonesia.

Ketua tim pelaksana kegiatan menutup program dengan sebuah pesan, "Pendidikan yang berkualitas dimulai dari guru yang kompeten. Melalui program ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan fisika di Indonesia."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun