Garut, 26 Agustus 2024 -- Dalam upaya mendukung implementasi Kurikulum Merdeka sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran fisika di tingkat SMA, tim pengabdian masyarakat melaksanakan program bertajuk "Optimalisasi Pendekatan Teori Tes Klasik dan Modern untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Fisika SMA dalam Penyusunan Instrumen Tes Berbasis HOTS". Program ini bertujuan untuk membantu guru mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai dengan standar Higher Order Thinking Skills (HOTS) sehingga mampu mengukur kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan analitis siswa.
Program ini diselenggarakan dalam dua tahap: tahap pertama secara luring di SMAN 1 Garut pada Senin, 26 Agustus 2024, dan tahap kedua secara daring pada Sabtu, 26 Oktober 2024. Kegiatan ini melibatkan empat narasumber berpengalaman yang memberikan materi sesuai bidang keahlian mereka, dilengkapi dengan sesi workshop untuk mempraktikkan pengembangan butir instrumen penilaian.
Pembelajaran fisika yang berkualitas memerlukan instrumen penilaian yang tidak hanya mengukur penguasaan konten, tetapi juga kemampuan siswa untuk berpikir pada tingkat yang lebih tinggi. Dalam Kurikulum Merdeka, pendekatan ini menjadi semakin penting karena siswa didorong untuk menjadi pembelajar mandiri yang mampu memecahkan masalah dalam konteks nyata.
Namun, berdasarkan pengamatan, masih banyak guru yang menghadapi tantangan dalam menyusun instrumen tes berbasis HOTS. Banyak soal yang dibuat masih berfokus pada kemampuan kognitif tingkat rendah seperti mengingat (recall) dan memahami (understand), sementara aspek analisis, sintesis, dan evaluasi belum banyak tersentuh.
Melalui kegiatan ini, guru fisika SMA diberikan wawasan tentang pendekatan teori tes klasik dan modern serta dilatih untuk menyusun instrumen penilaian yang sesuai dengan karakteristik HOTS. Program ini juga menjadi wadah bagi guru untuk menghasilkan karya berupa kumpulan soal yang nantinya akan dibukukan sebagai referensi bagi komunitas guru lainnya.
Dalam kegiatan ini, hadir empat pemateri dengan keahlian berbeda yang memberikan materi sesuai kebutuhan guru:
Dr. Duden Saepuzaman, M.Pd., M.Si.
Sebagai dosen dan peneliti pendidikan fisika, Dr. Duden Saepuzaman memulai sesi dengan materi bertajuk "Assessment Formatif di Kurikulum Merdeka". Beliau menekankan pentingnya penilaian formatif sebagai alat untuk memantau perkembangan belajar siswa secara kontinu. Penilaian formatif memungkinkan guru untuk memberikan umpan balik yang relevan sehingga siswa dapat memperbaiki pemahaman dan keterampilan mereka selama proses pembelajaran. Dalam paparannya, Dr. Duden juga mengulas berbagai strategi praktis untuk menerapkan penilaian formatif di kelas fisika, seperti penggunaan rubrik dan umpan balik berbasis kinerjaRizki Zakwandi, M.Pd.
Materi kedua disampaikan oleh Rizki Zakwandi, seorang dosen muda yang berfokus pada pedagogi fisika. Dengan topik "Taksonomi dalam Pembelajaran Fisika", beliau membahas bagaimana taksonomi seperti Taksonomi Bloom dapat dijadikan panduan untuk menyusun soal yang mengukur berbagai level kemampuan kognitif. Dalam sesi ini, Rizki memberikan contoh konkret soal fisika berbasis HOTS dan menjelaskan langkah-langkah sistematis untuk mengembangkan butir soal mulai dari analisis kompetensi dasar hingga validasi instrumen.Lina Aviyanti, Ph.D.
Sebagai ahli dalam bidang pengukuran pendidikan, Lina Aviyanti, Ph.D., memberikan materi tentang "Pengembangan Instrumen Penilaian Tes". Dalam sesinya, beliau menekankan pentingnya validitas dan reliabilitas instrumen tes, serta bagaimana prinsip-prinsip teori tes klasik dan modern dapat diterapkan dalam pengembangan soal fisika. Peserta diberikan pemahaman tentang uji validitas, reliabilitas, dan analisis butir soal, yang menjadi dasar penting dalam penyusunan tes yang berkualitas.Muh Asriadi AM, M.Pd.
Sesi terakhir dibawakan oleh Muh Asriadi AM, M.Pd., yang membahas topik "Pengembangan Instrumen Penilaian Non-Tes". Dalam sesi ini, beliau menjelaskan bahwa selain penilaian berbasis tes, guru juga perlu mengembangkan metode non-tes seperti observasi, wawancara, dan portofolio untuk menilai kemampuan siswa secara holistik.
Tahap pertama yang dilakukan secara luring di SMAN 1 Garut diikuti oleh lebih dari 50 guru fisika SMA dari berbagai sekolah di Kabupaten Garut. Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh kepala sekolah yang menyampaikan apresiasi atas terlaksananya program ini.