Mohon tunggu...
Fahri Sabililhaq
Fahri Sabililhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia Pemula

Hai! Aku seorang manusia pemula yang mencoba menuliskan rasa, opini, sampai keresahannya disini. Selamat membaca ya! Hehe

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mereka yang Datang dan Pergi

15 Juli 2024   11:41 Diperbarui: 15 Juli 2024   11:54 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita dilahirkan di dunia, kemudian tumbuh besar dan membaur dengan manusia-manusia lainnya. Setiap dari kita mulai saling mengenal dan berkontribusi satu sama lainnya. Berinteraksi dalam keseharian adalah hal wajib bagi manusia selaku makhluk sosial. Makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain.

Ternyata esensi makhluk sosial tak hanya dapat dilihat dalam perspektif sosial, ekonomi, politik, maupun budaya saja, melainkan dapat ditilik juga dari perspektif spiritualnya. Interaksi antara satu manusia dengan manusia lainnya ternyata mengandung banyak pelajaran tentang kehidupan. Dimana pelajaran hidup inilah yang kemudian akan membuat manusia tumbuh dan menemukan makna dalam hidupnya sendiri.

Mereka yang hadir dalam kehidupan kita, tentu bukan semata-mata karena kebetulan. Ada maksud tersirat yang ingin Tuhan sampaikan melalui mereka. Kita akan dipertemukan dengan beragam manusia, baik dalam lingkungan keluarga, pertemanan, masyarakat, maupun kalangan umum. Kita akan dihadapkan dengan banyak karakteristik dan sikap.

Ketika bertemu manusia menyebalkan, mungkin kita diajarkan untuk bersabar. Ketika dihadapkan dengan manusia yang kurang beruntung, mungkin kita diajarkan untuk bersyukur. Ketika diperlihatkan dengan manusia yang ambisius dan penuh kegigihan, mungkin kita diingatkan untuk terus bergerak. Dan tentu masih banyak lagi hal-hal yang bisa kita dapati dari manusia-manusia lainnya.

Juga berlaku untuk mereka yang pergi, pun memberikan pelajaran berharga jika kita mau menelisiknya. Berartinya seseorang terkadang baru terasa jika ia pergi dan tak pernah hadir lagi. Bahkan, mereka yang 'menyakiti' kita pun ternyata memberikan pelajaran juga yang kemudian mengharuskan kita berterima kasih kepada mereka. 

Mengapa demikian? Karena melalui mereka kita tersadar, kita jadi tahu bahwa dalam diri kita ternyata ada luka yang menganga. Luka dan rasa sakit yang sebenarnya sudah ada sebelum mereka 'menyakiti' kita. Mereka tak menciptakan luka itu, mereka hanya menyentuh luka itu saja. Dari rasa sakit itu kita mulai membenahi diri sendiri, menjadi lebih baik versi diri sendiri, dan mencoba menyembuhkan luka-luka yang masih tertancap dalam diri.

Tetaplah peka dengan realitas, dan jelilah dalam mengambil hikmah yang ada didalamnya. Percayalah, bahwa Tuhan kita adalah Sang Maha Baik lagi Bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun