Mohon tunggu...
Fahri Sabililhaq
Fahri Sabililhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia Pemula

Halo! Aku seorang manusia pemula yang mencoba menuliskan rasa, opini, sampai keresahannya disini. Aku seorang manusia pemula tengah mencoba mengabadikan dirinya dengan tulisannya. Semoga bermanfaat ces!

Selanjutnya

Tutup

Diary

Nikmati Hidupmu Sendiri

1 Juli 2024   23:22 Diperbarui: 1 Juli 2024   23:34 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: fahridesign

Terlahir dan tumbuh untuk hidup di dunia adalah sebuah anugerah yang patut disyukuri. Tuhan menginginkan kita sebagai makhluknya, memimpin dunia dan memberikan hal kebermanfaatan didalamnya. Tuhan memilih kita untuk menjalankan misi mulia-Nya. Kita diberikan banyak hal dan banyak amunisi untuk menjalankan misi. Ya, manusia bermisi. Bukan manusia yang hidup hanya sekedar hidup. Makna hidup itu seharusnya perlu kita renungi lagi dan lagi. Diri ini perlu dievaluasi terus menerus, agar hidup kita tetap sesuai dengan tujuan awal diciptakan.

Barangkali hingar bingar duniawi telah melenakan diri, membuat kita lupa dan hanyut dalam gemerlap tipu daya yang menjebak. Barangkali hari ini kita memiliki tujuan yang tidak selaras dengan-Nya, barangkali kita terlalu ngoyo mengejar sesuatu yang fana, bukan sesuatu yang abadi. Barangkali kita punya standarisasi kehidupan ideal versi manusia 'modern' yang begitu melelahkan dan tak kunjung berkesudahan karena terus menerus menuntut berbagai keinginan dan bualan angan-angan.

Jangan-jangan kita gagal menikmati hidup kita sendiri. Jangan-jangan kita lepas kendali, berjalan tanpa arah, dan gagal menikmati hari demi hari. Jangan-jangan kita hidup hanya untuk mencari pengakuan dari manusia-manusia lainnya. Setelah diakui kemudian kita angkuh dan semakin lupa diri. Sibuk memperkaya diri dan mempertebal citra-eksistensi hanya untuk kepentingan diri pribadi. Berkuasa dan semena-mena.

Di sisi yang lainnya, bisa jadi kita terlalu malas menjalani hidup dan tenggelam dalam deru ombak keputusasaan. Hidup rasanya tidak adil, hambar, dan selalu merasa tertinggal dari yang lainnya. Merasa menjadi sosok yang paling sial dan paling ideal untuk mengakhiri hidup. Tak ada harapan, semuanya tampak menyebalkan. Selalu mengeluh dan memilih menyerah sebelum mencoba berupaya. Memandang dunia sebagai tempat yang begitu mengerikan.

Marilah sisihkan waktu, duduk sejenak, tenangkan hati dan pikiranmu. Ingatlah kembali hari-hari yang telah lalu. Berkaca kembali pada cermin pembaca diri. Tanyakan padanya tentang hakikat ia hidup. Berhentilah sibuk membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Cobalah syukuri segala pemberian-Nya yang telah disematkan pada diri sendiri.

Pada akhirnya, kita harus sadar bahwa hidup ini tidak abadi, tak bertahan selamanya. Kehidupan ini memiliki limit, batas waktu yang selalu jadi misteri. Bisa jadi besok, lusa, atau kapanpun itu kita tak lagi menyandang status sebagai makhluk hidup, tak lagi sebagai manusia yang bernyawa. 

Jadi, sadari tujuan hidup kita, pahami betul mengapa diri kita terpilih untuk diberikan kesempatan hidup di dunia ini. 

Jangan lupa nikmati hidupmu sendiri, hari ini, saat ini juga! Semangat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun