Aku bertuhan, maka aku bertahan
Dunia terasa makin cepat bergerak, tuntutan zamannya pun seakan-akan makin berat. Berbagai kegelisahan akan hari esok terus hadir, ramai bising dalam kepala. Keluh kesah, rasa ingin menyerah, dan berkata sudah seringkali mewarnai hari yang dilalui. Namun, lagi-lagi itu bukan pilihan yang bijak bagi manusia yang menyandarkan dirinya ke Maha Kuasa.
Tidak semua hal menjadi tanggungan pribadi, tidak semua hal bisa tergapai dengan ideal, tidak semua hal yang kita lakukan adalah kegagalan. Sekalipun menemui kegagalan, sadarilah bahwa itu adalah konsekuensi dari adanya keterbatasan. Keterbatasan yang membuat manusia sesekali salah dan tak mampu. Keterbatasan yang membuat manusia mengharapkan kekuatan pada satu-satunya Dzat yang memilikinya.
Aku yakin dan percaya, setiap manusia diberikan ujian sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Setiap manusia yang selesai diuji pasti mendapatkan pembelajaran jika ia mau merenunginya. Setiap dari kita memiliki beban hidup masing-masing yang sesuai porsi. Tidak kurang tidak lebih. Yakinilah seterjal apapun medan, sehebat apapun badai, segelap apapun awan dalam hidup, pasti akan terlewati dan berlalu jua.
Tetap jaga koneksi dengan Tuhan, agar selalu diberi kekuatan untuk bertahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H