Mohon tunggu...
Fahri Sabililhaq
Fahri Sabililhaq Mohon Tunggu... Manusia Pemula

Hai! Aku seorang manusia pemula yang mencoba menuliskan rasa, opini, sampai keresahannya disini. Selamat membaca ya! Hehe

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bertaruh Dengan Waktu

23 November 2023   08:49 Diperbarui: 23 November 2023   09:10 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: fahridesign

Kita sebagai manusia dalam menjalani hidup tentu jalan yang ditempuh tak selalu mulus seperti yang kita mau. Terkadang ada saja jalan yang berliku, berlubang, dan menanjak terjal. Mungkin dalam perjalanan itu kita terjatuh, terjungkal, atau terperosok masuk ke jurang yang dalam. Kedepan kita nggak bakal tahu, sesuatu apa yang akan terjadi. Sulit rasanya menebak realitas kehidupan, karena pada dasarnya kehidupan adalah tentang ketidakpastian. Hari ini bahagia, besok? Belum tentu. Hari ini bisa berfoya-foya, besok? Juga belum tentu.

Jalan hidup yang tidak terprediksi itu mesti kita siasati. Kita tidak boleh hilang arah dan berjalan tanpa tahu tujuan yang jelas. Sesekali kita akan jatuh, sesekali kita akan bingung dan cemas, juga sesekali mungkin kita akan terperosok jatuh ke dalam jurang yang gelap. Namun, lagi-lagi kita harus terus berjalan. Lagi-lagi kita harus melihat dan membaca petunjuk kehidupan, agar langkah kita sesuai dengan arahan Tuhan. Kita tidak boleh putus asa, kita tidak boleh berhenti sebelum waktunya.

Ya, persoalan waktu. Hari ini kita masih memiliki aset berharga tersebut. Hari ini kita bertaruh dengannya. Yang jika tidak kita manfaatkan maka kita akan masuk ke dalam belenggu kerugian dan penyesalan. Kita mesti isi setiap detik yang kita punya dengan kebaikan-kebaikan yang memberikan kebermanfaatan. Kita mesti paham betul, waktu yang terlewat tak akan kembali lagi. Saatnya kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kepastian.

Ketika ketidakpastian itu adalah kehidupan, maka kepastian itu adalah kematian. Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Tak ada satupun manusia yang abadi. Kita hanya sedang menunggu giliran dan kita hanya sedang menjalani sisa-sisa hidup. Seringkali kita lupa akan kepastian ini. Karena dilalaikan oleh gemerlapnya duniawi yang begitu nikmat rasanya. Yang bakal sayang kalo nggak dinikmatin. Yuk, kita sadari bersama. Kita harus mempersiapkan segalanya, agar hidup tak sia-sia dan berujung sesal semata.

Dengan apa kita akan mempersiapkannya?

Tentu dengan menjadi manusia yang sebenar-benarnya. Manusia yang gemar melakukan kebaikan-kebaikan yang menghadirkan kebermanfaatan bagi sesama dan seluas-luasnya. Manusia yang taat beribadah dan patuh terhadap setiap perintah-Nya. Manusia yang mewakafkan atau mengabdikan dirinya untuk kebaikan yang berkelanjutan. Manusia yang membawa misi pencerahan, membuka pintu kebaikan bagi sesamanya. Dan manusia yang mampu mengejawantahkan generasi-generasi yang baik.

Lagi-lagi mesti kita ingat, bahwa kita tengah berpacu dan bertaruh dengan waktu. Sebelum waktu habis, kita tak boleh berhenti dan kalah. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun