Mohon tunggu...
Fahri Sabililhaq
Fahri Sabililhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia Pemula

Hai! Aku seorang manusia pemula yang mencoba menuliskan rasa, opini, sampai keresahannya disini. Selamat membaca ya! Hehe

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nampaknya Dunia Semakin Tidak Baik-Baik Saja

11 November 2023   07:59 Diperbarui: 11 November 2023   08:03 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: fahridesign

Belakangan ini banyak beredar berita yang terekspos mengenai isu-isu yang kacau balau. Seperti isu tragedi kemanusiaan yang sungguh ironi dan mengiris hati, dimana ribuan orang di Palestina terus dibombardir zionis dengan membabi buta setiap harinya. Lalu ada isu krisis iklim yang ekstrim, dimana bumi makin hari makin menua diiringi dengan masalah yang makin kompleks terhadapnya. Kemudian isu politik yang hari ini semakin jelas menjadi senjata bagi mereka yang memiliki kuasa dan sama sekali tak berpihak pada kepentingan umum. Lalu isu degradasi moral masyarakat yang semakin hari semakin jauh dari nilai luhur, yang kemudian menjadi suatu kekhawatiran kita bersama akan masa depan negeri yang masih abu-abu. Terus ada isu kesehatan mental, yang baru-baru ini tengah ramai dimana ada beberapa kalangan mahasiswa yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena tekanan mental yang dialaminya. Dan tentunya masih banyak lagi hal-hal yang menunjukkan bahwa hari ini dunia sedang tidak baik-baik saja.

Disadari atau tidak, ini adalah realita. Kita mungkin terkadang memilih untuk menutup mata dan telinga rapat-rapat atas apa-apa yang terjadi disekitar kita. Memandang hal yang 'diluar' kepentingan kita bukan merupakan tanggungjawab kita. Memilih diam, dan memandang semuanya aman seakan tidak terjadi apa-apa. Ya, apatis.

Rasa apatis ini yang jika dibiarkan akan membahayakan. Kenapa? Karena terlalu sering apatis dan menjadi kebiasaan, akhirnya hal-hal buruk yang didiamkan akan dinormalisasi secara tersirat atas keapatisan itu sendiri. Kita menjadi tidak peduli dan nggak pernah nge-counter hal-hal buruk yang ada disekitar kita karena rasa apatis itu. Padahal, sebagai individu yang memiliki akal dan kontrol diri atas tindakannya kita bisa memilih untuk tidak apatis. Kita bisa memilih untuk membaca setiap realita untuk kemudian dijadikan pelajaran dan kemudian mengambil sikap.

Dalam isu tragedi kemanusiaan palestina, semestinya kita peduli, minimal jiwa kemanusiaan kita terenyuh melihat banyak orang meninggal, bahkan warga sipil yang tak tau apa-apa menjadi korban. Semestinya kita peduli dan mengambil sikap, entah itu bersuara, ikut aksi, sumbang donasi, atau bahkan mendoakan setiap hari. Dan kita mesti juga mengambil pelajaran bahwa kita harus bersyukur hidup di negeri yang damai dan aman, lalu berpikir untuk terus menjaganya.

Berhenti apatis, jadilah peduli. Memang terkadang kita perlu apatis terhadap hal-hal yang kita anggap 'tidak penting', namun jika kita apatis terhadap segala fenomena yang terjadi di sekitar kita itu juga tidak dibenarkan. Dunia semakin memburuk, semoga kita menjadi segelintir manusia yang tidak ikut memburuk pula. Kita menjadi manusia yang terjaga dan kemudian beregenerasi melahirkan peradaban-peradaban yang terjaga pula.

Terima kasih, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun