Mohon tunggu...
Fahri Sabililhaq
Fahri Sabililhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia Pemula

Hai! Aku seorang manusia pemula yang mencoba menuliskan rasa, opini, sampai keresahannya disini. Selamat membaca ya! Hehe

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bersinergi dengan Diri

24 Oktober 2023   07:56 Diperbarui: 24 Oktober 2023   08:00 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang yang paling tahu segala sesuatu tentang kita adalah diri kita sendiri. Entah itu tentang baik buruknya perilaku diri, potensi ataupun kelemahan diri, bagaimana berjalannya perasaan dan logika dalam diri, sampai pada tujuan hidup diri sendiri. Semuanya kita sendirilah yang tahu. Bahkan ketika tengah ditimpa masalah pun, sebenarnya kita tahu solusinya, kita tahu diri ini mesti ngapain. Hanya saja kita perlu dikuatkan saja, agar semakin yakin atas pilihan sendiri.

Orang yang selalu ada dan paling bisa menolong kita saat susah adalah juga diri kita sendiri. Tak mungkin rasanya terus-terusan mengandalkan orang lain, berharap orang lain akan stay akan all out menolong kita saat susah, pasti ada kalanya mereka tak ada waktu dan memiliki permasalahannya sendiri. Kitalah yang paling bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Termasuk dalam persoalan menyelesaikan masalah pribadi.

Orang yang paling bisa melemahkan, menghancurkan, dan membunuh diri kita adalah juga lagi-lagi diri kita sendiri. Disadari atau tidak, kita terkadang mengerdilkan diri, minder, tidak percaya diri, memaki diri, menyalahkan diri, melukai diri, menzalimi diri, atau bahkan menganggap diri sendiri tidak mampu dan tidak layak mendapatkan sesuatu yang lebih. Hal ini berbahaya, karena diri kita sendiri bisa hancur tanpa kita sendiri sadari oleh ulah diri sendiri. Dan memang betul, diri sendiri bisa jadi kawan baik sekaligus bisa juga jadi lawan yang menakutkan.

Diri sendiri menjadi kawan ketika mampu diajak kompromi dengan energi positifnya, memberikan afirmasi yang baik bahwa diri ini bisa, mampu, dan layak mendapatkan apa-apa yang ingin dicapainya kemudian mengusahakannya semaksimal mungkin, meskipun gagal dia tetap berpikir positif, memandang gagal adalah bagian dari proses menuju sukses, dan ketika sukses dia tidak lupa diri.

Sebalikanya, diri sendiri bisa menjadi lawan ketika tidak mampu memberikan stimulus positif dalam diri dan cenderung nyaman dengan hal-hal yang tidak ada faedahnya sekalipun. Foya-foya, buang waktu bukan pada tempatnya, malas dan terlalu santai, pesimis, mudah berpikir negatif, stukc dan tidak mencoba eksplor diri, dan hal negatif lainnya yang lambat laun bisa membunuh karakteristik diri sendiri. Hal ini sangat berbahaya karena menjadi racun yang mengalir dalam diri.

Kawan dan lawan adalah dua entitas atau unsur yang menyeimbangkan diri kita. Tinggal bagaimana yang mana yang akan kita hadirkan atau upayakan untuk mendominasi dalam diri. Menjadikan diri sebagai kawan yang mampu bersinergi menuju kesuksesan atau membiarkan diri menjadi lawan (musuh dalam tubuh) yang mampu menghancurkan diri sendiri tanpa disadari.

Yuk, sayangi diri sendiri dengan melakukan yang terbaik untuk diri sendiri. Jadilah orang yang terbaik versi diri sendiri. Love yourself, guys!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun