Disclaimer : Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyudutkan oknum mahasiswa, tidak pula bermaksud melontarkan sindiran atau cacian perseorangan. Melainkan tamparan untuk keseluruhan. Tulisan penyadaran. Semoga.
Hari ini banyak mahasiswa yang kehilangan jati dirinya. Mahasiswa yang tak lebih maha dari siswa. Maha yang tak maha, siswa yang tak siswa. Mereka hanya bangga dengan jas almet yang menyingkap tubuhnya, status sosial jabatannya di kampus, ketenaran namanya yang terdengar merdu sana sini. Pandai mengkritisi orang lain, namun tidak dengan diri sendiri. Kasarnya, pandai mengkafirkan seseorang namun tak sadar bahwa dirinya juga kafir, bahkan lebih kafir dari yang dikafirkan.
Hari ini banyak mahasiswa yang pandai mengelabui, mencari makan di organisasi, mencari kehormatan di instansi kampus yang tak dibarengi prestasi. Membaca menjadi suatu hal yang langka diranah kampus, tapi berlomba busana adalah hal yang dominan.
Mengutamakan kualitas luar tapi kosong akan kualitas dalam. Demo hanya untuk instastory, kalo nongki di kafe atau resto mini, tebar citra dan jalin cinta sana sini bahkan tak sedikit pula yang terjebak syahwat birahi.
Mereka bilang kalo mereka penerus bangsa. Mereka bilang kalo mereka adalah agen perubahan. Mereka bilang kalo merekalah pemimpin-pemimpin masa depan negeri. Mereka juga bilang mereka anti kekerasan, anti KKN, anti segala kebodohan dan ketidakadilan yang kerap terjadi di negara. Teriakannya lantang, tampilannya garang bukan main.
Terlena baku hantam di organisasi, sampai lupa kalo sudah jadi alumni tapi masih setia berkutat didalamnya. Membatasi ruang gerak generasi baru, menekan hal-hal yang tak perlu.
Mahasiswa hari ini harus diakui harus mampu sadar. Sadar akan esensinya, sadar akan peranannya sebagai pewaris intelektual, sebagai maha dari siswa, maha dari pembelajar, memiliki tingkatan tinggi dalam ranah keilmuan. Jangan kemudian paradoks peranan mahasiswa ini mengakar dan menjadi budaya buruk apalagi sampai dinormalisasi.
Mahasiswa harus jadi role model, teladan yang baik bagi rakyat, dan mampu menjadi mata air bagi siapapun orang yang berada disekitarnya. Berlomba dalam prestasi, bukan hanya berlomba adu gengsi tiada isi. Mahasiswa harus melek, supaya pantas disebut intelek.
Hidup Mahasiswa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H