Suatu keberhasilan akan menghadirkan suatu rasa kebahagiaan bagi setiap manusia. Tak hanya itu, biasanya kita manusia akan merasakan gairah kepuasan tersendiri terhadap apa-apa yang telah kita capai. Dan hal tersebut manusiawi, it's a normal.Â
Menjadi tidak manusiawi atau menjadi abnormal ketika 'rasa puas' itu melampaui batasnya. Yang kemudian menjadikan kita terlena terhadap pencapaian demi pencapaian yang kita miliki, yang kemudian membuat kita terjebak dalam rasa nyaman yang semu, yang membuat kita mengalami stagnasi yang terus berulang, dan membuat kita berbangga diri dengan dada yang membusung bersamaan rasa puas itu. Hal ini harus menjadi perhatian bersama bagi kita untuk lebih dapat disikapi dengan bijaksana.
Dalam mencapai suatu keberhasilan (apapun itu) tentunya diperlukan suatu upaya. Upaya ini merupakan bentuk ikhtiar untuk melewati serangkaian proses yang dihadapi. Inilah yang seharusnya menjadi poin titik fokus, menjadi titik perhatian kita. Ya, perhatian terhadap prosesnya. Terhadap upayanya dalam menggapai hasil yang dikehendaki.
Manusia hanya dituntut untuk berusaha, soal bagaimana hasilnya adalah hak mutlak prerogatif sang Maha Kuasa. Jadi, perlu kita Imani bahwa selalu ada campur tangan Tuhan dibalik keberhasilan atau kegagalan yang kita dapati, dan selalu ada hikmah terselubung di setiap kejadian yang mestinya bisa kita baca dan kita benahi.
Dengan fokus terhadap upaya yang dijalani, all out dengan proses yang dilalui, sepenuh hati menjalaninya, tanpa ada beban fikiran akan hasilnya nanti. Dengan terus berusaha fokus terhadap step-step kecil, memaksimalkan setiap step-step itu, kita akan menjadi lebih meaningful dalam berproses. Ini yang seringkali dilupakan. Ini yang seringkali lupa untuk dinikmati.
Jangan kemudian kita melupakan proses dan memandang hasil adalah segala-galanya. Jangan sampai fokus kita ke arah hasil saja. Jangan kita anut mindset ketergantungan terhadap hasil : kalau hasil tidak sesuai ekspektasi berarti kita gagal, kita payah, kita selesai, berhenti, kita menyerah, kita tak pantas ini itu dan lain sebagainya. Big NO!, katakan tidak dengan pola pikir semacam itu.
Ingatlah, hasil itu berada diluar kendali kita, manusia. Namun, ingatlah pula jika kita hanya punya kewajiban untuk terus mengusahakan hasil yang terbaik. Untuk terus bergerak menikmati setiap proses walau dengan merangkak, menikmati tapak demi tapak yang ternyata menuai jejak pijak yang telah terinjak. Hargai setiap proses itu. Apresiasi dirimu ketika tengah berproses.
Yakinilah bahwa hasil yang kita dapat adalah hasil yang terbaik menurut Allah SWT untuk kita terima. Kreator lebih tahu terhadap kontennya, seniman lebih tahu terhadap karyanya. Demikian pula Sang Pencipta, lebih tahu mengenai makhluknya. Jadi, hindari berburuk sangka kepada ketetapan yang ada, karena Allah itu Maha Tahu lagi Maha Baik.
Boleh jadi suatu hal yang baik menurut kita, belum tentu baik pula menurut Allah, dan sebaliknya, hal buruk menurut kita, belum tentu buruk pula menurut Allah. Kita manusia terbatas, kita hanyalah dituntut untuk terus bergerak dan berproses. Bergerak dan berproses dalam koridor yang telah ditetapkan-Nya sampai tiba waktunya berhenti dan kembali.
Semangat, percaya proses dan teruslah bergerak!