Malam itu, hujan deras mengguyur desa kecil yang terletak di pinggir hutan. Cahaya bulan tertutup oleh awan gelap, membuat malam semakin mencekam. Di dalam rumah tua yang berada di ujung desa, seorang wanita bernama Rina sedang duduk sendirian di ruang tamu. Suara gemuruh petir membuatnya sesekali terlonjak kaget.Rumah itu sudah lama tidak ditempati. Rina, yang baru saja pindah ke sana, merasakan ada sesuatu yang aneh sejak pertama kali ia melangkahkan kaki ke dalam rumah itu.Â
Dinding-dindingnya yang lembab dan kayu-kayu lantainya yang berderit setiap kali diinjak, seolah-olah menyimpan rahasia kelam yang enggan terungkap.Malam semakin larut, dan Rina memutuskan untuk beristirahat. Namun, saat ia hendak naik ke lantai dua, matanya tertumbuk pada sebuah jendela besar di ruang tamu. Jendela itu menghadap ke hutan yang gelap gulita. Ada sesuatu yang membuat Rina tertegun. Di balik jendela itu, ia melihat bayangan seorang wanita berdiri diam menatapnya. Wanita itu berpakaian putih, rambutnya panjang dan basah, menutupi sebagian wajahnya.Rina menelan ludah, merasa jantungnya berdegup kencang. Ia yakin, itu bukan bayangannya.Â
Dengan gemetar, Rina mendekati jendela dan mengusap embun yang menempel di kaca, mencoba melihat lebih jelas. Namun, saat embun itu hilang, bayangan wanita tersebut juga menghilang, seolah-olah lenyap dalam kegelapan malam.Pikirannya mulai kacau. "Mungkin hanya bayangan pohon," gumam Rina, mencoba menenangkan dirinya. Ia segera berlari ke lantai dua dan masuk ke dalam kamar. Rina menutup pintu kamar dan bersembunyi di balik selimut, berharap bisa tidur dan melupakan apa yang baru saja dilihatnya.Namun, malam itu ia tidak bisa tidur. Di tengah keheningan, Rina mendengar suara langkah kaki di lantai bawah. Suara itu terdengar pelan, tetapi jelas. Setiap langkah diiringi oleh suara kayu yang berderit. Rina memejamkan matanya, berharap itu hanya imajinasinya.Â
Tapi suara itu semakin mendekat, naik ke tangga menuju lantai dua.Rina merasakan napasnya tercekat. Ia mendengar langkah kaki berhenti tepat di depan pintu kamarnya. Sunyi. Rina menahan napas, berharap apapun itu segera pergi.Tiba-tiba, pintu kamarnya berderit terbuka. Rina tak berani membuka mata, tubuhnya gemetar hebat di bawah selimut. Ia merasakan ada sesuatu yang berdiri di samping tempat tidurnya. Perlahan-lahan, rasa dingin menjalari tubuhnya.Keheningan dipecahkan oleh suara napas yang berat dan pelan. Rina akhirnya memberanikan diri membuka matanya sedikit. Di dalam kegelapan, ia melihat sosok wanita yang tadi dilihatnya di jendela.Â
Wanita itu kini berdiri di samping tempat tidurnya, menatapnya dengan tatapan kosong dan dingin.Rina tidak bisa bergerak, seolah-olah tubuhnya terkunci oleh rasa takut. Wanita itu membuka mulutnya perlahan, dan dari bibirnya yang pucat, terdengar suara berbisik, "Tolong aku...".Keesokan paginya, penduduk desa menemukan Rina tergeletak tak bernyawa di dalam kamarnya. Wajahnya pucat, dan matanya terbuka lebar, seakan-akan menyimpan ketakutan yang luar biasa. Tidak ada yang tahu pasti apa yang terjadi malam itu, namun sejak saat itu, rumah tua di ujung desa itu kembali kosong. Tak ada yang berani mendekatinya, karena mereka percaya bahwa di balik jendela rumah itu, ada sosok yang selalu mengawasi, menunggu seseorang yang akan membebaskannya dari penderitaan abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H