Dalam kapasitas pembelajaran modul tentang siswa menjadi agen perubahan tidak terlepas dalam  filosofi Ki Hadjar dewantara untuk menyelamatkan dan memberikan kebebasan dalam memilih agar mereka dapat berkembang sesuai kebutuhan alam dan kebutuhan zaman. Mindset ini harus di buat dalam sebuah komunitas kecil yang di gerakkan oleh rekan guru guru hebat. Hal ini tidak bisa dilakukan sendiri tapi juga perlu di buat sebuah program yang dijalankan demi kemajuan pendidikan di sekolah.
Program yang dijalankan merupakan sebuah gagasan baru atau pun yang sudah di miliki sekolah namun perlu di optimalkan bersama tim rekan guru,siswa dan perwakilan orang tua. Ini menjadi kolaborasi yang penting dalam pelaksanaan program yang di buat melalui kerangka BAGJA. BAGJA merupakan sebuah rencana aksi yang di uraikan dalam beberapa uraian agar memudahkan dalam impelemntasi kegiatan di lapangan.
Dalam tahapan Bagja yang terdiri dari serangkaian buat pertanyaan,ambil pelajaran,gali mimpi,jabarkan aksi dan atur eksekusi merupakan cara seorang guru dalam melaksanakan program baik bentuk program korikuler,kokurikuler,dan ekstrakurikuler. Dalam melaksanakan ini diperlukan sebuah komitmen yang kuat dari guru bersama tim rekan sejawat,siwa dan perwakilan orang tua dalam memaksimalkan potensi siswa sebagai agen perubahan.
Siswa sebagai agen perubahan perlu dilakukan penguatan dan pembiasaan dan refleksi yang di lakukan secara continuitas dalam penerapan program di lapangan.Apapun programnya perlu diadakan sosialisasi,pengenalan,komitmen bersama dan evaluasi bersama aset yang di miliki sekolah baik secara biotik maupun abiotik. Ini merupakan sebuah ekosistem yang saling ketergantungan dan mendorong semangat kebersamaan baik bersama rekan guru,kepala sekolah,siswa,dan orang tua siwa untuk mewujudkan visi sekolah ,maupun terwujudnya siswa sebagai agen perubahan.
