Mohon tunggu...
FAHRIL IZZATI
FAHRIL IZZATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya adalah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - S1 Manajemen Dakwah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Akhlak dalam Keluarga

31 Desember 2024   11:22 Diperbarui: 31 Desember 2024   11:22 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga sedang mengaji bersama (Sumber: Foto: Getty Images/Jacob Wackerhausen)

Dalam lingkungan keluarga, semasa kecilnya sudah pastinya diajarkan oleh orang tua untuk selalu beribadah dan membiasakan diri berbicara dan berperilaku sopan santun terhadap orang yang lebih tua, sebab lingkungan keluarga adalah lingkungan dimana seseorang mendapatkan pendidikan pertama yang sangat mempengaruhi perilakunya dan berperan dalam menentukan tujuan hidupnya. Pendidikan ini terus berjalan hingga pada saatnya anak dicarikan pasangan hidupnya. Dari sinilah kewajiban orang tua dalam mendidik anak, terutama mendidik akhlak dalam keluarga.

Pembentukan suatu keluarga di awali dengan proses perkawinan antara pria dengan pasangannya wanita yang bertujuan untuk mewujudkan suatu kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan rahmat. Adapun tujuan membentuk suatu keluarga yaitu untuk mendapatkan keturunan serta memperbanyak generasi muslim.

Selain itu, terdapat tiga teori mengenai pendidikan akhlak dalam keluarga, diantaranya:

  • Teori naturalisme, yaitu sebuah teori yang menyatakan bahwa seorang anak bisa menjadi pribadi yang baik atau pribadi yang bermasalah berdasarkan faktor pembawaan sejak lahir
  • Teori empirisme, yaitu sebuah teori yang menyatakan bahwa potensi anak ditentukan oleh faktor lingkungan keluarga
  • Teori konvergensi, merupakan teori gabungan dari teori naturalisme dan empirisme yang menyatakan bahwa potensi anak ditentukan berdasarkan faktor pembawaan dan lingkungan

Kemudian disini terdapat beberapa metode pendidikan akhlak yang dapat diterapkan oleh bapak dan ibu sebagai orang tua untuk mendidik anaknya, diantaranya sebagai berikut: 

  1. Metode konfirmasi, metode ini diutamakan karena dapat menanamkan akhlak muslim kepada anak sehingga menjadi pribadi yang meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT. Misalnya bayi yang baru dilahirkan ke dunia kemudian dibacakan adzan dan iqamah oleh seorang ayah yang dimana terdapat kalimat tauhid. Kemudian setelah tumbuh besar, anak diajarkan pendidikan tauhid, memberi tahu bahwa pentingnya shalat lima waktu, dan lain sebagainya.
  2. Metode uswatun hasanah, yaitu suatu metode memberikan contoh sikap dan perilaku yang baik kepada anak yang dapat dijadikan teladan yang berguna untuk mengembangkan potensi diri anak menjadi lebih baik demi kehidupannya masa depan nanti.
  3. Metode cerita, metode ini banyak digemari anak-anak, sebab anak-anak lebih senang bila mendengar sebuah cerita sehingga rasa keingintahuan mereka dapat meningkat, dan mulai berimajinasi yang sesuai dengan kehidupan mereka. Orang tua juga dapat membantu anaknya untuk memahami isi dan makna dari cerita tersebut yang dapat diambil pelajarannya yang berguna untuk kehidupan sehari-hari.
  4. Metode literasi, adalah suatu upaya menumbuhkan minat baca kepada anak-anak sedini mungkin. Metode ini bisa dengan cara memperkenalkan cerita bergambar, membacakan isinya, dan bisa juga dengan cara mendengarkan lagu anak-anak yang memuat nilai-nilai akhlak.

Demikian itulah pembahasan mengenai pendidikan akhlak dalam lingkungan keluarga, dengan menanamkan pendidikan akhlak kepada anak dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan berakhlak mulia serta dapat memajukan dan mencerdaskan generasi muslim di masa depan. 

Penulis

Muhamad Fahril Izzati

Dosen Pengampu

Dr. Hamidullah Mahmud, Lc., M.A.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun