Mohon tunggu...
Fahrijal Nurrohman
Fahrijal Nurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hey there! I am using Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Metaverse dan Konsep Mugen Tsukuyomi Madara dalam Serial Naruto

29 Desember 2021   12:47 Diperbarui: 29 Desember 2021   13:21 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Siapa diantara kalian yang sudah menonton serial Naruto sampai tamat? Serial anime yang sudah menemani masa kecil anak-anak Indonesia sejak tahun 2000-an. Diceritakan bahwa Naruto adalah seorang ninja dari desa Konoha yang bercita-cita untuk menjadi hokage dan menghentikan siklus kebencian yang ada di universe Naruto. Singkat cerita, Naruto berhasil melewati lika-liku dalam hidupnya dan diangkat menjadi hokage ke tujuh menggantikan guru Kakashi.

Namun disini kita akan membahas salah satu peristiwa penting yang ada dalam serial ini, yaitu peristiwa perang dunia shinobi ke-4. Perang melibatkan seluruh shinobi membentuk aliansi dari lima negara besar, termasuk Konohagakure melawan aliansi akatsuki yang dipimpin Obito dan Kabuto. Obito mendeklarasikan perang kepada seluruh shinobi dengan tujuan untuk mewujudkan rencana Tsuki no Me atau rencana mata bulan. Lebih mudahnya untuk dipahami, rencana ini bertujuan untuk menguasai dunia dengan cara menundukkan seluruh manusia di muka bumi di bawah ilusi.

Rencana ini sebenarnya di inisiatif oleh Madara. Namun karena umur Madara sudah di ujung tanduk, jadilah Obito yang menjalankan rencana ini. Madara membuat rencana ini sebenarnya ingin menghentikan siklus kebencian dan perang yang ada di dunia shinobi dan menciptakan perdamaian. Dan dia melihat cara satu-satunya untuk menghentikan itu adalah dengan membawa seluruh manusia ke dalam dunia ilusi dengan Madara sebagai orang yang mengatur dunia tersebut. Namun dunia ini dihancurkan oleh Naruto, karena Naruto berpandangan bahwa perdamian dalam ilusi bukanlah perdamaian sejati.

Rencana Mugen Tsukoyomi ini juga hampir memiliki konsep yang sama dengan apa yang sedang ramai dibicarakan oleh orang-orang saat ini. Belakangan ini, media sedang ramai membicarakan CEO facebook saat ini. Ya benar, Mark Zuckerberg. Dia ramai dibicarakan bukan karena karena kekayaannya yang melimpah, namun karena gagasan dia untuk merubah nama perusahaannya menjadi Meta Platforms Inc atau yang disingkat dengan META. Sebuah gagasan untuk menciptakan dunia digital yang mana kita bisa masuk kedalamnya dan tidak hanya melihat layar belaka.

Secara singkat, metaverse adalah dunia yang bersifat khayal dan kita bisa saling bertemu di dalamnya. Bahkan juga dijelaskan bahwasanya kita bekerja, belanja dan bermain. Jadi kita tidak perlu jauh-jauh pergi ke Jakarta jika kita ingin pergi ke Monas. Kita juga tidak perlu lagi terjebak dalam kemacetan kota ketika bekerja. Cukup dengan menggunakan teknologi metaverse. Metaverse bisa diwujudkan dengan sistem AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality).

Namun, di balik segala kecanggihan dan kemudahan yang disajikan metaverse, tentu ada sisi yang patut kita waspadai. Saat ini, sebagian kalangan muda sudah mengalami banyak sekali gangguan mental akibat dari adanya teknologi yang bernama smartphone. Hal ini akibat dari kurang adanya kontrol diri dalam penggunaan smartphone. Lalu jika ketika mencoba membaca apa yang akan terjadi di masa depan, bakal ada sesuatu yang lebih berbahaya jika kita tidak mengontrol penggunaan teknologi metaverse. Manusia bisa saja akan terjebak dalam dunia metaverse tersebut dan meninggalkan realitas yang sesungguhnya yang ada di sekitarnya. Sama seperti Mugen Tsukuyomi miliki Madara. Kita hanya akan terjebak dalam ilusi semata.

Lalu, sudah siapkan kalian hidup dalam dunia metaverse yang sudah ada di depan mata?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun