Kekaisaran Mongol adalah salah satu kekaisaran tersukses yang pernah ada dalam sejarah umat manusia. Tercatat, kekaisaran mongol berada pada peringkat kedua (dibawah imperium Britania) yang memiliki wilayah kekuasaan terbesar.Â
Kekaisaran Mongol dimulai dari daratan di tengah benua asia dan dengan signifikan meluas hingga bagian timur asia dan eropa tengah. Kejayaan kekaisaran mongol ini tidak lepas dari khan yang pertama mempersatukan suku-suku kecil di wilayah mongol bernama Genghis Khan.Â
Genghis Khan terkenal sebagai salah satu raja paling kejam sepanjang sejarah, Genghis Khan seringkali menghancurkan dan melululantahkan wilayah yang ditaklukkannya dengan bengis tanpa ampun. Namun demikian, dibalik kuatnya Genghis Khan hingga membawa Kekaisaran Mongol menuju kejayaan, ada masa kecil yang sangat menyedihkan dari sang Kaisar Semesta itu.
Genghis Khan lahir di Pegunungan Khentii yang berada di timur laut Ulan Bator, ibu kota negara Mongolia sekarang. Ketika lahir, seorang dukun (Shaman) yang membantu proses persalinan membaca pertanda yang dalam segumpal darah yang ada di tangan kanan Genghis Khan, yang belakangan di tafsirkan sebagai tanda kekuatan.Â
Genghis Khan lahir dengan nama Temujin, berasal dari nama tawanan yang dibawa ayah Genghis Khan tepat ketika sang Khan tersebut lahir. Berdasarkan tradisi keluarganya, pemberian nama anak lelaki biasanya dilakukan dengan memberi nama yang sama dengan musuh yang berhasil ditawan.Â
Genghis Khan lahir dari pasangan Yesugei dan Hoelun dan mewarisi DNA kepala suku yang berasal dari kakeknya. Meski begitu, pada waktu itu di daratan Mongol kekuasaan kepala suku tidaklah begitu besar karena hanya menguasai segelintir wilayah kecil.
Ketika Genghis Khan berusia delapan tahun, ayahnya meninggal karena diracun oleh orang Tatar. Genghis pun hidup bersama ibunya dan kelima saudaranya.Â
Hoelun, ibu Genghis, tiba-tiba harus menanggung seluruh beban karena tidak ada seorang pun baik dari keluarga Yesugei yang membantu Hoelun untuk melindunginya dan segalanya serta merta hilang ketika Yesugei meninggal, Hoelun dan anak-anaknya terpaksa hidup dalam kemiskinan.Â
Tetapi, meski dilanda kesulitan sedemikian rupa, Hoelun tetap teguh menjalani dengan semangat. Ia mencari buah-buahan dan umbi di sepanjang tepi sungai Onon, sementara anak-anaknya di ajarkan membuat kail dan menjaring ikan. Dengan sifatnya yang mulia dan pantang menyerah itu, Hoelun dijuluki "ibu dewa".
Selama masa sulit ini, Genghis menemukan seorang sahabat bernama Jamukha, yang di kemudian hari menjadi salah satu jenderal kekasiasan Mongol. Genghis sangat dekat dengan Jamukha dan kedua bocah itu bersumpah akan menjadi saudara.Â