Mohon tunggu...
Mochammad Fahreza A Akbar
Mochammad Fahreza A Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Wakil Ketua Forum Awardee Beasiswa Unggulan Jawa Timur 2022-2023

mahasiswa Universitas Airlangga semester 4

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selayang Pandang tentang Suku Tamil Sri Lanka

7 Juli 2022   20:51 Diperbarui: 12 Juli 2022   23:10 1707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sri Lanka siapa sih yang tidak asing kan mendengar nama diatas. Yaps negara yang berada di kawasan Asia Selatan yang berbatasan dengan India di sebelah tenggara saat ini terkenal karena bangkrutnya negara mereka melawan hutang luar negeri dan kondisi domestik lain. Eits, kali ini saya mau mengajak rekan rekan pembaca semua untuk melihat Sri Lanka dalam sisi yang berbeda yakni masyarakat dan sosial budayanya terlebih masyarakat suku Tamil yang menempati posisi mayoritas suku nomor dua di Sri Lanka. 

Sebelum itu kita akan bahasa secara umum kondisi Sri Lanka. Negara yang terkenal dengan julukan Ceylon pada masa lalu memiliki luas sebesar 65.600 kilometer persegi. Sri Lanka beriklim tropis dengan dua musim sama seperti Indonesia. Bahasa nasional Sri Lanka adalah Sinhala dan Tamil dengan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi pemerintahan. Agama yang dipeluk masyarakat Sri Lanka pada tahun 2015 sangat beragam diantaranya adalah Budha 70%, Hindu 13%, Islam 10% dan Kristen 7%. Komposisi etnis Sri Lanka pada tahun 2015 terbagi dalam beberapa jenis yakni suku mayoritas diduduki oleh Sinhala sebesar 74%, diikuti oleh suku Tamil Sri Lanka sebesar 12%, suku suku penganut Islam sebesar 7%, Tamil India 5% dan etnis kecil yang berasal dari Malaysia dan suku Veda. 

Siapa sangka negeri ini pernah mengalami kekerasan secara berkala dalam hal politik. Tepatnya antara suku Tamil dan Sinhala terkait pengakuannya di mata pemerintah Sri Lanka. Adanya tuntutan untuk otonomi lebih suku Tamil yang tidak disetujui suku Sinhala. Hingga akhirnya kesepakatan antara dua belah pihak pada 1957 mengakui bahasa Tamil sebagai bahasa nasional dan menyerukan pembentukan negara Tamil semi-otonom di timur laut yang tidak pernah dilaksanakan. Dalam era modern, perpolitikan Sri Lanka yang menganut sistem demokrasi parlementer masih banyak didominasi oleh suku Sinhala daripada suku Tamil, sehingga resolusi yang mengusung isu Tamil sulit direalisasikan dengan baik akibat komposisi parlementer yang didominasi suku Sinhala. 

Menarik mengamati kondisi sosial budaya masyarakat Tamil, dalam sistem sosial terdapat kasta dalam masyarakatnya, Kasta di Sri Lanka hampir mirip dengan di India terdapat pihak pemuka agama sebagai pihak tertinggi hingga kaum terendah yang biasanya diduduki oleh kaum buruh. Uniknya di suku Tamil yakni adanya kasta kaum petani uang berkuasa atas sebuah wilayah, tepatnya di wilayah Utara (Vellala) dan Pesisir timur (Mukkuvar) yang dahulu adalah kasta nelayan yang beralih ke pertanian.

Pernikahan dan anak dalam masyarakat Tamil menarik untuk dibahas, pada saat kelahiran anak terdapat upacara pemberian makan beras pertama sekitar enam bulan pertama kelahiran juga pernikahan anak masih ditentukan oleh orang tua secara mutlak terlebih untuk anak perempuan. Pernikahan bagi anak laki laki Tamil  bisa mendua pernikahan mereka dengan catatan dapat membantu orang tua mengumpulkan kekayaan yang cukup untuk menikahkan saudara perempuan yang mereka miliki. 

Ritual keagamaan yang dilakukan masyarakat Tamil dilaksanakan di kuil-kuil bergaya arsitektur abad pertengahan (disebut Agamas). Ritual Keagamaan dipimpin oleh pendeta dari kasta Brahmana. Brahmana dibantu oleh Petugas di kuil desa dan keluarga, yang disebut pucaris, yang merupakan penduduk desa biasa yang dianggap telah menjalin hubungan spiritual yang ditandai dengan kerasukan roh. Selain itu upacara keagamaan yang menjadi festival unik adalah Festival Mobil yang diselenggarakan setiap tahun oleh Kuil Desa. 

Dalam festival ini, patung dewa dibawa berkeliling kuil di atas kereta besar, selain untuk menghidupkan tradisi upacara ini dimanfaatkan untuk menarik pengunjung dari daerah lain. Kearifan lokal masyarakat Tamil salah satunya adalah obat-obatan tradisional yakni pengobatan Ayurveda. Pengobatan ini dianggap efektif menyembuhkan penyakit mental, gigitan ular, kelumpuhan, dan kelesuan.

Kesenian yang saat diajarkan kepada masyarakat Tamil muda yakni kesenian musik klasik tradisional India Selatan (Musik Karnatik) atau tarian India Selatan (Bharata Natyam) yang menumbuhkan ingatan kolektif tentang kekunoan dan keagungan budaya Tamil. Pada masa dahulu musik dan tarian sering diasosiasikan dengan status kasta rendah seseorang.

Nah, seperti itulah informasi singkat mengenai suku Tamil yang ada di Sri Lanka, semoga sda menambah wawasan rekan rekan semua. Salam hangat dan Terima Kasih

Rujukan:

Commonwealth Governance. 2015. "Society of Sri Lanka", [Online], di https://www.commonwealthgovernance.org/countries/asia/sri_lanka/society/#:~:text=The%20largest%20ethnic%20group%20is,number%20of%20Veddhas%2C%20descended%20from. (diakses pada 7 Juli 2022)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun