Cerpen Yusrizal Firzal (republika, 16 mei 2010)
SUARA azan sudah terdengar sedari tadi. Pertanda waktu shalat subuh sudah masuk. Seorang remaja masih saja membolak balik badannya di tempat tidur. Gelisah, begitu lah yg dia rasakan. Semenjak mendapatkan SMS balasan dari operator dinas pendidikan di kotanya tengah malam tadi, badannya terasa lemas. Dadanya sesak, seperti di impit oleh batu besar. Dia dinyatakan tidak lulus UN.Â
Namanya agung Prasetyo. Teman-teman sekolah biasa memanggilnya agung. Dia adalah anak sulung dari 2 bersaudara. Ayahnya Prasetyo, saat ini bekerja sebagai pegawai negeri sipil di salah satu dinas dilingkungan pemerintah kota sedangkan ibunya bernama Mutia, adalah guru SD. Dita,adik satu-satunya saat ini duduk di kelas 2 SMP. Anindita Prasetyo, demikian nama lengkapnya.Â
Agung kembali memagut bantal guling dan menarik selimutnya. Empuknya springbed dan hangatnya selimut tidak bisa membuat tidur nya nyenyak. Pikirannya selalu tertuju pada balasan SMS itu. Setiap kali di bukanya SMS itu, dadanya selalu terasa sesak. Gelisah, cemas, tak enak hati, semua bercampur menjadi satu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI