JAKARTA -- Autonomus rail rapid transit (ART) atau kereta tanpa rel bakal hadir di Ibu Kota Negara (IKN) baru. Transportasi massal berteknologi tinggi ini dinilai cocok menjadi menjadi angkutan utama yang digunakan oleh masyarakat di ibu kota baru pengganti DKI Jakarta.
Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan mengatakan, syarat hadirnya angkutan massal di ibu kota baru haruslah ramah lingkungan, kapasitasnya banyak, tepat waktu, serta berteknologi tinggi. Nah, salah satu kendaraan umum yang masuk kriteria tersebut yakni kereta api.
Namun begitu, investasi untuk membangun jalur rel kereta api akan banyak menyita anggaran, sehingga ART menjadi pilihan paling tepat digunakan di ibu kota yang akan berlokasi di Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur ini.
"Karena investasi membangun rel itu mahal sekali, satu kilometer (km) biayanya itu bisa sampai Rp 200 miliar sampai Rp 300 miliar, bahkan kalau elevated bisa Rp 400 miliar. Kalau ART ini tanpa menggunakan rel sehingga bisa menekan harga," kata Budi, Kamis (19/9/2019).
Meskipun tertarik untuk mendatangkan ART, namun tampaknya pemerintah belum akan merealisasikan rencana tersebut dalam waktu dekat. Sebab, Kementerian Perhubungan dan stake holder lainnya masih perlu mengkaji lebih lanjut karena termasuk teknologi baru.
Oleh karena itu, sebelum menggunakan ART, ibu kota baru akan memakai moda transportasi berupa bus gandeng terlebih dahulu untuk angkutan massal. "Teknologinya ART ini kan baru, jadi kita gunakan dulu bus gandeng. Tapi untuk kedepannya, konsep yang disiapkan adalah ART," kata Budi KORPORAT.COM,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H