"Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku". (QS. Adz Dzariyat: 56).
Jika kita tinjau dari ayat tersebut, sudah jelas bahwa manusia dala hidup ini semata-mata hanyalah untuk beribadah kepada Tuhan karena seperti yang sudah saya jelaskan diatas bahwa tujuan hidup manusia seharusnya sama dengan tujuan Tuhan menciptakan Manusia.
Ibadah tentu banyak bentuknya, ibadah disini memiliki arti yang sangat luas yang mencakup banyak aspek dalam kehidupan. Tetapi di dalam kehidupan dunia saat ini, faktanya banyak manusia yang justru tidak beribadah kepada penciptanya. Mereka tidak mengamalkan apa yang diperintah Tuhan dan mereka tidak menjauhi apa yang dilarang oleh Tuhan.
Hal ini berarti ada suatu kekeliruan manusia dalam memahami hakikat hidupnya dalam menentukan suatu tujuan hidup. Jika memang benar tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Tuhan, namun dilihat dalam keadaan faktanya  justru banyak manusia yang tidak beribadah kepada Tuhan, apakah hal ini berarti tujuan Tuhan menciptakan manusia bisa dikatakan "gagal"?
Baca juga: Voltaire dan Perkembangan Filsafat Renaisans
Pertanyaan seperti ini merupakan salah satu hal yang sering saya tanyakan dalam benak pikiran otak saya dan salah satu hal yang sering saya tanyakan kepada orang-orang mengenai tujuan hidup manusia. Supaya manusia tunduk kepada Tuhan dan beribadah kepadanya, lantas mengapa Tuhan justru menciptakan manusia dengan memberinya akal dan hawa nafsu? Bukankah dengan memberikan akal dan hawa nafsu kepada manusia hanya akan mengakibatkan manusia mempunyai kebebasan dalam bertindak?
Kebebasan dalam bertindak inilah yang akan menimbulkan manusia dalam melanggar tujuan tuhan menciptakan manusia. Dari hal tersebut, terjadi suatu kontradiksi antara tujuan Tuhan menciptakan manusia dengan hasil manusia yang diciptakan Tuhan.
Kritis dalam agama merupakan sesuatu hal yang wajar dalam proses mencari kebenaran. Mempertanyakan kepada banyaknya orang merupakan bagian dari proses mencari kebenaran. Oleh karena itu, saya berharap orang-orang pun harus mulai memikiran dirinya sendiri, dan dapat mendapatkan sebuah jawaban yang memuaskan atas sebuah pertanyaaan yang ada di dalam kepalanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H