Mohon tunggu...
Fahmi Rahman
Fahmi Rahman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Konten untuk mengunggah penugasan mata pelajaran bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bullying Memengaruhi Mental Health Era Milenial

27 Februari 2023   08:40 Diperbarui: 27 Februari 2023   08:43 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Zaman sekarang sepertinya lumrah dengan kata mental health baik dalam social media ataupun dunia nyata.
"kena mental lo"
"mental yupi"
"mental health rusak"

Kalimat diatas sudah menjadi hal yang normal didengar sekarang. Tanpa disadari kalimat tersebut adalah suatu perkataan yang bermaksud bully dan melemahkan lawan bicara.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI menegaskan bahwa Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai "penindasan/risak") merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

Apasih sebenarnya mental health itu?
dilansir dari Direktorat Jenderal pelayanan Kesehatan Kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan.

Mengapa Bullying bisa merusak mental health?
Bullying dapat mempengaruhi mental health, fisik, emosional karena dapat menyebabkan cedera fisik, masalah sosial atau emosional dan dalam beberapa kasus, bahkan kematian.

Bullying yang dialami berulangkali dan dalam jangka waktu yang lama tentunya mengakibatkan beberapa hal seperti rasa trauma, tidak percaya diri, menarik diri dari lingkungan, menimbulkan dendam, kebencian, rasa putus asa, munculnya masalah kesehatan seperti depresi dan rasa cemas yang berlebih, kesulitan untuk tidur atau beristirahat, menimbulkan prilaku yang menyimpang atau tindakan self-harm (menyakiti diri sendiri) dan tak jarang berujung pada tindakan bunuh diri.

Dalam webinar Rise Against Bullying (RISING) 2021 bertajuk "Say No To Bullying" yang diselenggarakan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Psikolog Trisa Genia C. Zega, M.Psi mengatakan 40% anak-anak di Indonesia meninggal bunuh diri akibat tidak kuat terhadap bullying. Dimana 38.41% mengaku pernah menjadi pelaku tindakan perundungan siber, sedangkan 45.35% mengaku pernah menjadi korban. Maka yang terpenting untuk dilakukan adalah bagaimana lebih waspada terhadap kasus-kasus bullying.

Apakah kita bisa mengehentikan kasus bully?
Apakah kita bisa mempertahankan mental health terlebih di era milenial yang banyak hal harus dibiasakan dan dianggap normal?
berikut tips menjaga mental health di era milenial :
1. Mendekatkan diri kepada Tuhan( beribadah & berdoa)
2. Bersikap "Bodo amat" terhadap kalimat tidak sesuai dg diri kita
3. Menyakinkan diri bahwa "saya tidak seperti yang mereka ucapkan"
4. dan yang paling penting perlu peran orang ketiga ( teman,sahabat, keluarga, psikiater) untuk berbagi cerita supaya tidak dipendam sendiri.
 
Bullying adalah salah satu faktor yang menyebabkan mental health terganggu. Mencegah hal ini perlu adanya dukungan dari diri sendiri dan juga orang lain. Sudah seharusnya sesama manusia yang mempunya hati dan pikiran saling menghargai, menyayangi, dan mengdukung satu sama lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun