Mohon tunggu...
Fahmi Mumtaz
Fahmi Mumtaz Mohon Tunggu... profesional -

A Central Banker & Certified Independent Personal Financial Planner. RFA from IARFC and IT ITB Graduate. Love to share bout his job, investment n financial planning matters.\r\n\r\nhttp://fahmimumtaz.com\r\nhttp://www.fahmimumtaz.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

#FinInsight Saya Sehat Gak sih Secara finansial?

1 April 2012   23:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:09 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalo kesehatan badan mah udah biasa ya. Ada gejala-gejala yang bisa diperhatikan untuk menilai badan kita sehat ato gak. Nah yang satu ini kesehatan lain yang gak kalah penting. Kadang-kadang gak kerasa gejalanya. Tiba-tiba kita udah colapse aja. Sakit stadium 4. Hehe. Yups. Kali ini saya akan membahas: Kesehatan Finansial. Saya sehat gak sih secara finansial? Nah ini penting nih. Sebelum kesehatan yang satu ini dinyatakan sehat, jangan dulu deh mikirin ttg investasi. Nanti malah investasinya dipaksakan. Atau investasinya berantakan dijalan buat nyembuhin kesehatan finansialnya. So, mari kita ketahui kesehatan finansial kita : Know Your Condition! Gimana sih caranya biar kita tahu kesehatan finansial kita? Gampang kok. Pake jasa perencana keuangan profesional atau lakuin aja sendiri. Gimana? Siap ngelakuin sendiri? Saya bikin simpel deh. Yuk mari kita lakukan! 1. Cek Cash Flow!

13325997532026027323
13325997532026027323
Cash Flow tuh makhluk apa sih? Easy Cheesy kok. Intinya cash flow itu pendapatan dan pengularan punya kita. Nah dalam pengecekan ini, pastikan: spend less than you earn!

Gimana kalo pengeluaran kita lebih besar dari penghasilan kita? Coba diliat lagi. Mungkin aja kita punya banyak pengeluaran gak penting. Bedain wants dengan needs. Waspada juga dengan pengeluaran halus. Selain pengeluaran, mungkin juga kita sebenernya punya potensi untuk dapet pendapatan lebih tinggi. Ayo produktifkan diri kita! Selain itu, terapkan tips-tips menekan pengeluaran yang bisa kita lakukan. Ada beberapa tips yang bisa digunakan yang akan saya bahas di postingan berikutnya seperti the 10 seconds rule dan the latte effect. 2. Cek Net Worth! Tadi Cash Flow. Sekarang Net Worth. Makhluk apa lagi ini. Sama kayak yang tadi, yang ini juga easy cheesy kok. Tapi lebih ribet dikit. Siap?

Net Worth = Total Asset - Total Hutang

Aset itu adalah semua kekayaan yang kita punya. Mulai dari yang di celengan, di bawah bantal, sampe di rekening. Mulai dari yang berbentuk uang, logam mulia (perhiasan), mobil, motor, rumah, reksadana, saham, dan lainnya. Ayo di list apa saja beserta nilainya! Hutang? Pasti pada sudah paham lah ya. List semua hutang yang kita punya. Hutang kartu kredit, hutang ke orang tua, hutang ke teman, hutang ke sodara, hutang KPR, cicilan mobil, dan lainnya. Cari tahu apa saja hutang kita dan nilainya! Dalam pengecekan ini: Net Worth harus positif. Sudah? Jadi apakah net worth Anda positif? Atau kah negatif? Jangan sampai kebanyakan hutangnya daripada asetnya ya masbro! 3. Cek hutang!

13325998551128045896
13325998551128045896

Tadi kan pas cek Net Worth kita udah ngelist hutang kita apa saja. Mari kita kaji lebih dalam hutang-hutang kita. Apa aja sih yang harus dikaji?

  • Pastikan kita mampu membayar cicilan yang harus dibayar TANPA MENGGANGGU kebutuhan-kebutuhan kita yang lain. Saya bukan orang yang percaya rasio. Karena tiap orang memiliki karakteristik kemampuan bayar cicilan yang berbeda. Tapi best practice: cicilan hutang yang baik maksimal 30-35% dari penghasilan bulanan kita.
  • Minimalkan hutang konsumtif. Kalau mau berhutang, pilih yang produktif.

4. Cek Aset! Setelah mengecek hutang, Cek juga aset kita. Udah di list kan tadi pas lagi ngecek Net Worth? Simpelnya, yang harus kita cek adalah aset kita yang bersifat lancar. Dikatakan lancar jika aset tersebut dapat dengan cepat kita gunakan layaknya uang cash/tunai. Contoh aset lancar adalah celengan, tabungan, deposito, dan lainnya. Kita tetap harus memiliki aset lancar untuk memenuhi kebutuhan harian dan kebutuhan tidak terduga (emergency) yang kita miliki. Tapi juga jangan kebanyakan. Karena sifat aset lancar ini tidak memiliki perkembangan yang tinggi. Bahkan dibawah inflasi. Jadi miliki secukupnya. Selebihnya tempatkan di aset-aset yang lebih tidak lancar tapi memiliki tingkat perkembangan yang tinggi. Tips: Miliki aset lancar sebesar kebutuhan dana darurat yang kita miliki. Setiap orang bisa berbeda loh. ==================================== Nah ayo cek keempat hal di atas. Sehat gak kita secara finansial? Kalau sudah sehat, baru kita mulai investasi. Sama seperti kesehatan badan, sebaiknya kita melakukannya secara rutin. Lebih baik "penyakit"-nya terdeteksi lebih dini bukan daripada tiba-tiba sudah stadium 4? :D Jadi apakah anda sehat secara finansial? pictures courtesy of us.cdn4.123rf.com, www.creditsolutionslaw.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun