Kita bisa memiliki pendapat yang berbeda-beda ketika membahas kenapa secara trend ketika Ramadhan harga-harga barang menjadi meningkat, atau istilah canggihnya terjadi inflasi di bulan Ramadhan. Salah satu pendapat yang ada adalah karena selama bulan ramadhan permintaan terhadap suatu barang meningkat, sehingga harga-harga pun menjadi naik. Masuk akal. Coba kita bayangkan. Apabila kita ingin menjual handphone kita. Ternyata handphone kita banyak peminatnya (permintaan banyak). Tentu kita akan mencoba menjual dengan harga setinggi-tingginya. Apa pun pendapat kita, yang penulis tertarik untuk mengangkatnya pada tulisan kali ini adalah apakah apabila benar ketika permintaan meningkat menandakan kita menjadi lebih konsumtif, in a bad way? Menurut pengamatan penulis, memang ketika bulan Ramadhan, permintaan terhadap barang memang meningkat, dengan tidak mengindahkan bagaimana sisi penawarannya. Terkadang karena seharian kita menahan lapar dan dahaga, ketika melihat pedagang makanan, kita lapar mata dan secara impulsive membeli makanan-makanan tersebut yang secara jumlah ternyata tidak habis kita makan ketika berbuka. Konsumtifkah itu? Ya. Terkadang karena ingin dianggap sukses oleh orang-orang di kampung halaman, kita membeli barang-barang seperti baju-baju mewah, perhiasan, dan bahkan rela mengambil kredit untuk membeli mobil. Konsumtifkah itu? Bila tujuannya karena ingin dianggap sukses saja, Ya. Namun benarkah hanya itu saja penyebab miningkatnya permintaan kita? Ada satu hal menarik yang penulis lihat dalam fenomena meningkatnya permintaan selama bulan Ramadhan ini yaitu: "Permintaan naik karena didorong juga oleh meningkatnya kegiatan sosial yang dilakukan oleh masyarakat". [caption id="attachment_316745" align="aligncenter" width="573" caption="Sumber: Dokumen Pribadi"][/caption] Coba perhatikan, selama bulan Ramadhan ini, berapa kali kita mengadakan buka puasa bersama dengan teman-teman lama atau saudara-saudara yang mungkin sulit bertemu di momen-momen lainnya. Buka puasa bersama ini pasti akan meningkatkan permintaan selama bulan Ramadhan. Tapi mari kita lihat manfaatnya. Berapa banyak teman-teman lama yang baru kita temui pada saat buka puasa bersama. Betapa bahagianya kita saat dapat saling bertukar cerita perkembangan hidup masing-masing. Berapa kencangnya kita tertawa saat kita saling melempar pengalaman lama yang sangat lucu untuk kita kenang. Betapa banyak keluarga kita yang hanya bisa bertemu saat momen-momen seperti buka puasa ini. Silaturahmi kembali tersambung. Silaturahmi tetap terjaga. Konsumtifkah itu? Menurut penulis, memang kita mengeluarkan uang lebih banyak, tapi itu kegiatan yang bermanfaat. [caption id="" align="aligncenter" width="339" caption="Sumber: Tribun News"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H