Mohon tunggu...
Fahmi Mumtaz
Fahmi Mumtaz Mohon Tunggu... profesional -

A Central Banker & Certified Independent Personal Financial Planner. RFA from IARFC and IT ITB Graduate. Love to share bout his job, investment n financial planning matters.\r\n\r\nhttp://fahmimumtaz.com\r\nhttp://www.fahmimumtaz.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Inflasi Ramadhan, Blessing in Disguise

25 Juli 2014   20:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:14 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita bisa memiliki pendapat yang berbeda-beda ketika membahas kenapa secara trend ketika Ramadhan harga-harga barang menjadi meningkat, atau istilah canggihnya terjadi inflasi di bulan Ramadhan. Salah satu pendapat yang ada adalah karena selama bulan ramadhan permintaan terhadap suatu barang meningkat, sehingga harga-harga pun menjadi naik. Masuk akal. Coba kita bayangkan. Apabila kita ingin menjual handphone kita. Ternyata handphone kita banyak peminatnya (permintaan banyak). Tentu kita akan mencoba menjual dengan harga setinggi-tingginya. Apa pun pendapat kita, yang penulis tertarik untuk mengangkatnya pada tulisan kali ini adalah apakah apabila benar ketika permintaan meningkat menandakan kita menjadi lebih konsumtif, in a bad way? Menurut pengamatan penulis, memang ketika bulan Ramadhan, permintaan terhadap barang memang meningkat, dengan tidak mengindahkan bagaimana sisi penawarannya. Terkadang karena seharian kita menahan lapar dan dahaga, ketika melihat pedagang makanan, kita lapar mata dan secara impulsive membeli makanan-makanan tersebut yang secara jumlah ternyata tidak habis kita makan ketika berbuka. Konsumtifkah itu? Ya. Terkadang karena ingin dianggap sukses oleh orang-orang di kampung halaman, kita membeli barang-barang seperti baju-baju mewah, perhiasan, dan bahkan rela mengambil kredit untuk membeli mobil. Konsumtifkah itu? Bila tujuannya karena ingin dianggap sukses saja, Ya. Namun benarkah hanya itu saja penyebab miningkatnya permintaan kita? Ada satu hal menarik yang penulis lihat dalam fenomena meningkatnya permintaan selama bulan Ramadhan ini yaitu: "Permintaan naik karena didorong juga oleh meningkatnya kegiatan sosial yang dilakukan oleh masyarakat". [caption id="attachment_316745" align="aligncenter" width="573" caption="Sumber: Dokumen Pribadi"][/caption] Coba perhatikan, selama bulan Ramadhan ini, berapa kali kita mengadakan buka puasa bersama dengan teman-teman lama atau saudara-saudara yang mungkin sulit bertemu di momen-momen lainnya. Buka puasa bersama ini pasti akan meningkatkan permintaan selama bulan Ramadhan. Tapi mari kita lihat manfaatnya. Berapa banyak teman-teman lama yang baru kita temui pada saat buka puasa bersama. Betapa bahagianya kita saat dapat saling bertukar cerita perkembangan hidup masing-masing. Berapa kencangnya kita tertawa saat kita saling melempar pengalaman lama yang sangat lucu untuk kita kenang. Betapa banyak keluarga kita yang hanya bisa bertemu saat momen-momen seperti buka puasa ini. Silaturahmi kembali tersambung. Silaturahmi tetap terjaga. Konsumtifkah itu? Menurut penulis, memang kita mengeluarkan uang lebih banyak, tapi itu kegiatan yang bermanfaat. [caption id="" align="aligncenter" width="339" caption="Sumber: Tribun News"]

Sumber: Tribun News
Sumber: Tribun News
[/caption] Mari kita perhatikan juga, selama bulan ramadhan ini, berapa banyak kita berbagi terhadap orang-orang yang kurang beruntung. Buka puasa bersama anak yatim di panti asuhan. Tidak hanya sekedar buka puasa bersama, kita juga mengiringinya dengan menyumbang pakaian-pakaian, bahan-bahan makanan, pampers-pampers, dan barang-barang lainnya. Belum lagi apabila ada makanan sisa saat kita buka puasa bersama, beberapa dari kita membagikan makanan tersebut kepada anak-anak jalanan. Konsumtifkah itu? Menurut penulis, memang kita mengeluarkan uang lebih banyak, tapi itu kegiatan yang bermanfaat. "Ah, itu kan jumlahnya tidak banyak. Tidak signifikan lah pengaruhnya" Ya. Memang penulis tidak memiliki data yang cukup valid. Ini semua hanya berdasarkan pengamatan dari penulis. Bagaimana penuhnya rumah makan-rumah makan saat menjelang buka puasa oleh rombongan-rombongan yang akan mengadakan buka puasa bersama. Bahkan terkadang kita harus pesan tempat hampir seminggu sebelumnya untuk mendapatkan tempat di rumah makan yang kita inginkan. Coba saja tanyakan ke panti asuhan, hampir setiap hari di tempat mereka sudah ada jadwal buka puasa bersama. Cek ke panti asuhan lainnya. Jadwal mereka pun hampir serupa. Jadi menurut penulis, seiring dengan inflasi yang kerap terjadi pada bulan Ramadhan, terdapat hal-hal positif yang tidak hanya dirasakan oleh kita, tapi juga orang-orang di sekitar kita. Peningkatan permintaan yang terjadi pada bulan Ramadhan, memberikan dampak yang positif bagi orang-orang yang berkontribusi dan terkait terhadap meningkatnya permintaan tersebut. Dengan diiringi oleh keseimbangan dari sisi penawaran, meningkatnya permintaan tersebut tidak harus dikurangi. Ramadhan membawa manfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun