Mohon tunggu...
Fahmi Hasan
Fahmi Hasan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Fakultas Syari`ah Islamiyah Universitas Al-Azhar Cairo...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Film The Ten Commandments, Perbedaan Sejarah dan Inklusivitas Beragama (2)

28 Maret 2012   03:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:22 1989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kisah sebelumnya bisa dilihat di sini. Sengaja saya ubah judul kali ini, karena muatannya sedikit berbeda.

Meski Musa telah memperlihatkan beberapa mukjizat yang dikaruniakan kepadanya, Fir`aun tetap tidak mau beriman dan tidak mau melepaskan keturunan Israel dari genggamannya. Maka Allah menurunkan bencana berupa angin topan, belalang, kutu, katak, dan darah sebagai tanda kebenaran dakwah yang dilakukan oleh Musa. Kedua tradisi menceritakan hal-hal ini, kecuali penyakit yang menimpa kaum Fir`aun, Al-Qur'an tidak menyebutkannya. Beberapa musibah itu akhirnya membuat Fir`aun menyerah dan meminta kepada Musa agar Allah melepaskan musibah itu dari negerinya, dan ia berjanji akan melepaskan para keturunan Israel dari negerinya.

Hingga ketika suatu saat Musa memberi tahu kepada kaumnya agar menetap di rumah dan menandai rumah mereka dengan darah, karena pada malam hari Allah akan mengirimkan malaikat yang mencabut nyawa para anak pertama dari penduduk negeri Fir`aun. Kisah ini disebutkan dalam film itu, namun saya tidak menemukannya di dalam Al-Qur'an.

Mengenai pelarian mereka dari negeri itu, Al-Qur'an menceritakan bahwa perjalanan dilakukan malam hari, namun film itu menceritakan bahwa mereka berangkat pada siang hari. Dan juga dalam film itu digambarkan bahwa Allah berjalan bersama mereka dalam bentuk awan ketika siang dan api ketika malam, menunjukkan kepada mereka jalan dan melindungi mereka ketika terpojok. Namun Islam tidak menceritakan ini, karena dalam Islam jangankan Allah, menggambarkan Nabi Muhammad saja dilarang maka bagaimana dengan Tuhan?

Ketika Musa membelah lautan, digambarkan dalam film itu bahwa bala tentara Fir`aun telah sangat dekat dengan mereka, namun mereka terhalang oleh api yang mengeluarkan petir setiap kali mereka datang mendekat. Islam tidak menceritakan hal ini, Islam hanya menceritakan bahwa bala tentara Fir`aun telah dekat lalu Allah mewahyukan kepada Musa untuk membelah lautan dengan memukulkan tongkatnya kepada air, maka laut pun terbelah.

Terdapat perbedaan yang jauh mengenai Fir`aun. Dalam Islam, Fir`aun diceritakan bahwa ia ikut tenggelam bersama bala tentaranya, bahkan ia disebut sempat mengakui ketuhanan Allah, namun tidak diterima karena nyawa telah masuk kerongkongan. Dalam film itu dikisahkan bahwa Fir`aun tidak ikut tenggelam bersama bala tentaranya, ia dikisahkan terjatuh dari kereta kudanya ketika hendak masuk ke dalam lautan, dan akhirnya ia pulang sendiri dengan rasa sesal.

Setelah para keturunan Israel menyebrangi lautan, maka mereka kembali melanjutkan perjalanan. Semakin lama maka semakin berkurang bekal mereka, akhirnya mereka mulai meminta kepada Musa untuk berdoa agar diberikan air, maka Allah mewahyukan kepadanya untuk memukulkan tongkatnya ke batu, maka terpancarlah air dari batu itu. Dalam film itu tidak disebutkan berapa sumber mata air yang keluar dari batu itu, namun dalam Islam disebutkan bahwa air yang memancar dari batu itu berjumlah dua belas sesuai dengan jumlah kabilah mereka.

Setelah itu mereka terus meminta agar diturunkan makanan, maka Allah menurunkan satu jenis makanan. Lalu mereka kembali meminta agar diturunkan makanan yang bermacam-macam, maka Allah memberi mereka berbagai jenis makanan. Ini digambarkan dalam film itu, dan juga tertulis dalam Al-Qur'an.

Ada hal yang menarik. Dalam tradisi Judeo-Christian dikisahkan bahwa Harun adalah orang yang membuat patung lembu emas untuk para bangsa Israel, yaitu ketika mereka mengancam akan membunuh harun bersama keluarganya, hingga akhirnya ia terpaksa untuk membuat patung itu. Namun dalam Islam kisah ini berbeda, Islam menceritakan bahwa Harun diancam untuk dibunuh, namun tidak menyebutkan bahwa yang membuat patung itu adalah Harun. Orang yang disebut membuat patung lembu itu adalah Samiri bukan Harun, karena Harun adalah seorang Nabi yang juga membantu Musa dalam berdakwah. Maka tidak mungkin seorang Nabi justru menyesatkan kaumnya meski itu terpaksa.

Musa berada di gunung selama empat puluh hari, kedua tradisi menuliskan itu. Dan juga menuliskan ketika Musa marah kemudian melemparkan lempengan batu yang ia pegang. Islam menuliskan kisah tambahan bahwa Musa marah kepada Harun, hingga ia menarik janggutnya.

Sebenarnya masih terdapat beberapa kisah yang sama-sama ditulis di kedua tradisi itu, namun saya kira beberapa hal ini sudah cukup mewakili.

Ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan: Kisah tentang Musa menyangkut tentang keimanan seorang pemeluk agama, yaitu perbedaan yang ada dalam redaksi sejarah adalah karena perbedaan doktrin agama masing-masing mengenai kitab suci. Seorang penganut Kristen pastilah mengimani apa yang tertulis di dalam kitab mereka, begitu juga dengan penganut agama Islam. Dalam hal ini sepertinya tidak akan ada penilaian terhadap redaksi mana yang benar atau salah, karena penilaian itu akan mengoreksi secara menyeluruh terhadap otentisitas kitab suci masing-masing. Maka setiap tradisi hanya akan menguatkan argumen tradisinya.

Terdapat beberapa kritikan yang ditujukan kepada Islam, karena Islam adalah agama yang muncul belakangan, maka Islam disebut mengadopsi doktrin yang ada dalam dua tradisi sebelumnya. Nama-nama Nabi, nama tempat dan kejadian, semuanya hampir ada kemiripan dari keduanya. Maka, simaklah bagaimana Islam kritikan ini.

Dalam Islam, Allah mendoktrinkan satu hal kepada seluruh Nabi sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad, yaitu beriman kepada Allah (meski dengan Syari`at yang berbeda). Noah, Abraham, Lot, Ismael, Israel, Jacob, Joseph dan Yesus adalah para manusia terpilih yang membawa misi yang sama, yaitu mengajak untuk beriman kepada Allah. Namun di dalamnya terdapat berbagai penyimpangan, di antaranya ketika Harun disebut sebagai pembuat patung lembu, maka Islam mengoreksi kisah ini. Karena Islam datang belakangan untuk mengoreksi kesalahan yang ada.

Begitu juga dalam kisah Lot yang digambarkan tidak terhormat dalam perjanjian lama. Hingga Yesus yang sejatinya adalah membawa misi yang sama, mengajak manusia untuk beriman kepada Allah. Yesus tidak berbeda dengan Abraham, Lot, Ismael, Israel, Jacob, David, Solomon dan lainnya, seorang manusia yang dibebani untuk berdakwah. Maka kita akan membaca dalam sejarah terdapat sekte Arianisme dalam kristen yang memiliki doktrin bahwa Yesus adalah seorang mahkluk Allah yang berbeda dengan Allah, namun doktrin mereka ditolak dalam konsili Nicea 325 M. Dan dalam Al-Qur'an terdapat beberapa ayat yang mengoreksi doktrin Trinitas yang dianut oleh kaum Kristiani.

Inilah doktrin yang terdapat dalam Islam, meski ada sedikit persamaan namun tidak bisa disebut bahwa agama ketiganya—Islam, Yahudi, Kristen—itu sama. Jika kita bertanya di mana letak kebenaran di antara ketiga agama ini, maka karena saya beragama Islam maka saya akan menjawab hanya agama saya yang benar. Begitu juga dengan anda, jika anda beragama Kristen maka agama Kristen-lah yang menurut anda paling benar. Maka, mengenai keyakinan masing-masing, marilah kembalikan kepada diri masing-masing karena diri kita lah yang bertanggung jawab atas keyakinan kita sendiri.

Meyakini adanya kebenaran pada agama lain bukanlah suatu solusi yang tepat, itu tidak berbeda dengan menikah namun masih tetap menaruh hati kepada istri tetangga. Beragama adalah memilih jalan hidup, maka jalan hidup yang berbeda akan memiliki ujung yang berbeda juga tergantung perspektif masing-masing.

Kerukunan antar agama sebenarnya bisa dicapai tanpa ada perselisihan tentang keyakinan, karena keyakinan dalam beragama adalah doktrin utama kita dalam agama masing-masing. Semuanya saling ngotot menjaga keyakinan agama sendiri, lantas bagaimana? Yah, semoga kedamaian di negeri kita tercipta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun