Mohon tunggu...
Fahmi Firmansyah
Fahmi Firmansyah Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tauladan yang Harus Bercermin

28 Maret 2015   05:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:54 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menurut pengalaman saya , pada saat saya di SMA, saya bertemu guru yang tidak memiliki pengetahuan tentang materi – materi yang diajarkan , contohnya guru sosiologi saya, pada saat mengajar bisa dibilang dia tidak terlalu paham tentang pelajaran sosiologi yang diajarkan kepada murid – muridnya , dikelas saya dia hanya sekedar berbicara tentang pengalaman – pengalaman hidupnya , tetapi jarang menerapkan tentang apa yang seharusnya dia ajarkan , dia memang seorang guru sosiologi , tetapi informasi yang diberikan kepada murid – muridnya tentang pelajaran sosiologi tidak efektif. Jadi pengetahuan yang kita miliki hanya sekedar basic – basicnya saja. Ketika dikelas cara penyampaiannya juga tidak ada yang menarik , jadi siswa yang berada dikelas hanya duduk diam dan mendengarkan saja , tidak bisa mencermati apa yang diajarkan oleh gurunya , karena suasana pada saat pelajaran itu bisa dibilang membosankan , banyak siswa termasuk saya yang tidak mau tahu tentang apa yang disampaikan , dan sebaliknya gurupun tidak mau tahu siswa – siswanya mendengarkan apa yang disampaikan atau tidak.
ketika pada saat tugas diberikan oleh guru saya , guru saya hanya menyuruh membuat makalah tentang apa materi yang ingin dipelajari , tetapi pada saat pembahasan , sama seperti biasa , ia menyampaikan tentang tugas – tugas yang diberikan tidak secara optimal , jadi pengetahuan yang diberikan tidak maksimal diperoleh oleh siswa – siswanya .

Guru saya itupun kadang suka sibuk dengan urusan pribadinya , kadang – kadang pada jam pelajarannya pun ia suka tidak masuk ke kelas , ketua kelas saya hanya bisa menyampaikan alasan – alasan mengapa ia tidak masuk ke kelas , berbagai macam alasan, seperti keluar kota, atau pada saat jam pelajaran ia hanya memberikan tugas – tugas dan setelah itu ia keluar kelas dan memberitahukan ada urusan pribadinya.

Hal yang paling membuat siswa – siswanya bingung pada saat ulangan harian, jadi siswa – siswanya saling membuat contekan, karena pengetahuan yang didapat tidak terlalu dikuasai oleh siswa – siswa dikelas .Guru sosiologi saya hanya melihat hasil ulangan atau ujian , tetapi tidak melihat bagaimana proses siswa – siswa dalam proses belajar.


Apalagi ketika pada saat hasil ujian dibagikan , ada beberapa siswa yang mendapatkan remedial , ketika remidialpun guru sosiologi sayapun memberikan tugas – tugas untuk menambah nilai yang kurang , disana saya melihat guru itu tidak memiliki niat untuk menjadi guru yang profesional. Walaupun ia seorang guru yang ramah , tetapi bisa dibilang masih jauh dari karakteristik guru profesional.

Memang itu suatu maslah dibidang pendidikan , masih ada guru – guru yang tidak memikirkan peserta didiknya , hanya memikirkan dirinya sendiri . Bagaimana anak – anak bangsa menjadi anak – anak yang bermanfaat bagi bangsanya sendiri , tetapi gurunya masih ada yang tidak memiliki semangat untuk mengajar , itu salah satu problem atau masalah yang harus diatasi , guru – guru harus memiliki karakteristik yang baik sesuai dengan kode etik yang ada , agar kelak siswa – siswanya menjadi orang yang bermanfaat bagi keluarga maupun Negara . Pasti banyak pengalaman anak – anak bangsa yang bertemu dengan guru – guru seperti yang saya ceritakan , jadi masalah ini termasuk , masalah yang harus diatasi , mungkin dari pemerintah maupun dari kesadaran guru itu sendiri , karena masalah seperti ini sangat berpengaruh kepada anak – anak bangsa .

Saya sebagai murid disaat itu sudah terbiasa terhadap sifat guru saya yang seperti itu , jadi mau tidak mau secara otomatis kita hanya mengikuti cara proses belajar yang diterapkan , jadi pengalaman saya pada masa SMA saat bertemu guru itu , sangat merugikan , karena manfaat yang didapat hanya sedikit mengenai materi – materi yang disampaikan.

Banyak problematika tentang guru yang tidak profesional yang merugikan murid – muridnya , sehingga muridnya bisa dibilang tidak tahu apa – apa tentang pelajaran yang ingin disampaikan , mungkin sebaiknya guru – guru seperti itu harus berintropeksi diri , saya sebagai siswa , sangat kecewa terhadap guru – guru yang tidak memiliki niat atau komitmen sebagai guru yang profesional ,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun