Musim haji 2018 telah berakhir. Sekitar 221.000 jamaah haji asal Indonesia dijadwalkan mulai pulang ke tanah air dari tanggal 26 Agustus 2018. Doa dari para kerabat yang ditinggalkan di tanah air tentunya tidak berhenti dipanjatkan demi kepulangan orang-orang terkasih dengan selamat. Apa yang paling anda nanti dari para haji?
Untuk saya, berkumpul di ruang keluarga dan mendengarkan cerita tentang keindahan kota Mekkah, bagaimana rasanya berdiri langsung di depan Ka'bah hingga pengalaman indah lain tentang kunjungan ke kota-kota bersejarah disekitarnya.
Selain itu, buah tangan yang mereka bawa juga menjadi obat rindu tersendiri yang mengiringi kepulangan mereka. Salah satu yang paling banyak diminati adalah air zamzam.
Air zamzam merupakan air yang berasal dari sumur zamzam yang ada di kawasan Masjidil Haram.
Menurut riwayat islam, air zamzam pertama kali ditemukan oleh Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim A.S., ketika sedang mencari sumber air untuk Nabi Ismail A.S. yang sedang sangat kehausan di sekitar bukit Safa dan Marwah atas petunjuk Allah melalui Malaikat Jibril.
Hingga saat ini, air zamzam dipercaya oleh umat muslim sebagai air suci yang memiliki berbagai manfaat baik untuk kesehatan rohani maupun jasmani.
Abdullah Bamosa, peneliti dari University of Dammam Saudi Arabia, dengan rekan-rekannya dalam jurnal, tahun 2013, yang berjudul "Zamzam Water Ameliorates Oxidative Stress and Reduces HemoglobinA1c in Type 2 Diabetic Patients", menyatakan bahwa air zamzam dapat menurunkan tingkat stres oksidatif dan konsentrasi hemoglobin A1CÂ (HbA1C) pada penderita diabetes tipe dua.
Diabetes merupakan suatu penyakit berbahaya yang sudah umum terjadi di Indonesia. Penyakit diabetes ditandai dengan kandungan gula (glukosa) dalam darah yang jauh melebihi batas normal.
Ada dua tipe diabetes. Tipe pertama adalah tingginya kadar glukosa yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel pankreas sehingga tidak dapat menyekresikan hormon insulin, hormon yang dapat menurunkan kadar glukosa.Â
Diabetes tipe kedua adalah tingginya kadar glukosa karena kadar insulin yang terlalu rendah atau sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap hormon tersebut.
Jika dibandingkan antara diabetes tipe pertama dan kedua, maka diabetes tipe kedua jauh lebih banyak terjadi dibandingkan dengan tipe pertama. Hanya satu dari sepuluh penderita diabetes yang menderita diabetes tipe pertama.