Mohon tunggu...
Fahmi Fachrul Rozzi
Fahmi Fachrul Rozzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta

"Hidupmu hari ini adalah hasil dari pemikiranmu kemarin. Hidupmu besok akan ditentukan oleh apa yang kamu pikirkan hari ini."

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tragedi Kanjuruhan, Pertandingan Gas Air Mata

2 Oktober 2022   08:37 Diperbarui: 2 Oktober 2022   09:16 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tragedi Kanjuruhan, Pertandingan Gas Air Mata.

2/10-2022
Sepak bola Indonesia lagi-lagi memberikan kejutan, kali ini bukan prestasi melainkan tragedi.
Mengalahkan tragedi Hillsborough yang menjadi saksi kelamnya sepakbola Inggris.

“Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, 2 di antaranya anggota Polri," kata Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta, dalam konferensi pers di Malang, Minggu (2/10) dilansir dari Kumparan.News

Laga antara Arema FC Vs Persebaya Surabaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan pada sabtu malam 1/10/2022 menelan korban jiwa sebanyak 127 orang (terkonfirmasi). Kejadian bermula ketika peluit panjang dibunyikan oleh sang pengadil skor berakhir 2-3 untuk kemenangan Persebaya Surabaya.

Oknum Aremania yang tak puas dengan hasil permainan tim kesayangannya bermaksud turun ke lapangan untuk memberikan evaluasi ketika para pemain dan tim pelatih Arema menyambangi para pendukung Aremania di sisi tribun, na’asnya beberapa oknum justru terpancing dan memaksa turun ke lapangan untuk mengekspresikan kekecewaannya atas kekalahan yang di alami Arema FC di kandang sendiri.
Alih-alih meredam suasana, Polisi yang bertugas pada laga tersebut justru menenangkan para supporter dengan menembakan gas air mata ke arah tribun, alhasil tidak sedikit dari mereka berlarian hingga terjadi kepanikan dan dorong-doroangan antar suppoter, oknum supporter yang tak terima lalu menghadang polisi yang menembakan gas air mata hingga terjadi kontak fisik antara supporter dengan polisi. Usut punya usut, di malam laga derby jawa timur ini kapasitas stadion juga menjadi sorotan, panpel yang tak mengindahkan aturan dengan tetap memaksakan stadion yang hanya berkapasitas 30.000 tetapi mencetak tiket mencapai 42.000 juga menjadi salah satu sorotan karena ini laga BIG MACTH.

Evaluasi kinerja PSSI, keberadaan PSSI seharusnya dalam memberikan payung hukum atau kejelasan aturan main Klub ataupun Panpel pada setiap pertandingan yang dilangsungkan, ditambah law of the game milik FIFA yang seharusnya menjadi Kiblat dari aturan persepakbolaan tanah air, bagaimana memanajamen pertandingan mulai dari panpel, pengamanan, tim yang bertanding hingga para pendukung. Kejadian di Kanjuruhan tidak menggambarkan kinerja PSSI yang sesuai dengan Law of the game milik FIFA.

Mulai dari pengamanan di dalam stadion dengan mempersenjatai para polisi dan sekaligus menembakan gas air mata adalah bentuk pelanggaran yang dilakukan karena tidak sesuai dengan kode keamanan FIFA yang menyebutkan bahwa “Dalam FIFA STADIUM SAFETY AND SECURITY REGULATION Pasal 19 ‘Penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk mengamankan massa dalam stadion.’ Bahkan dalam Pasal tersebut juga dijelaskan bahwa kedua benda ini dilarang dibawa masuk kedalam stadion.

Panpel seharusnya mengantisipasi adanya bentrokan karena laga yang dimainkan adalah derby jawa timur, stadion kanjuruhan yang overload pada laga itu dan tidak di dukung oleh fasilitas pintu keluar masuk yang memadai, menjadi salah satu faktor banyaknya korban yang meninggal karena dorong-dorongan, terinjak dan kehabisan oksigen.

kondisi yang sangat mencekam dapat tergambarkan pada malam itu. Semua pihak yang terlibat harus dipertanyakan dan bertanggung jawab atas tragedi hilangnya ratusan nyawa di stadion Kanjuruhan. Kesadaran dan kedewasaan Supporter Indonesia juga harus mulai di tumbuhkan, tidak ada sepak bola yang sebanding dengan nyawa, Fanatisme hanya membawa petaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun