Belum banyak yang tahu Provinsi Jambi memiliki tempat pariwisata alam berupa Hutan Mangrove yang terletak di Kabupaten Tanjung jabung Barat. yang diresmikan oleh Bapak Bupati Tanjung Jabung Barat, Dr. Ir. H. Safrial MS pada Desember tahun lalu.Â
Kawasan pariwasata ini masih sepi peminat karena masih banyak warga jambi yang belum mengetahui letak dan kurangnya informasi yang bisa didapat untuk mengakses destinasi wisata ini.Â
Mulanya saya tidak pernah menyangka akan berwisata kesana, rencana awal saya dan seorang teman hanya ingin menikmati weekend di Water Front City (WFC) yang terletak bibir pantai kuala tungkal dan muara sungai pangabuan tanjung jabung barat. Sekedar informasi saya tinggal pusat kota provinsi jambi, perjalanan dari kota jambi menuju kuala tungkal ±3-4 jam lumayan membuat pantat tepos jika menggukanan motor. hehehe
kami berangkat pukul 09:00 Wib dan sampai pukul ±12:15 Wib.Â
ketika sampai tujuan utama kami tentunya menunaikan ibadah shalat zuhur. setalah menunaikan kewajiban tanpa membuang-buang waktu lagi kami berangkat menuju objek wisata yang ingin kami kunjungi. selesai puas melihat-lihat dan berfoto alay suara aneh mulai muncul kepermukaan yang sejatinya semua akan akrab dengan suara tersebut, suara yang keluar dari balik dinding lambung yang tidak bisa diajukan kompromi kapan dan tidak tau kondisi apa dia akan berbunyi ya itu suara tanda kelaparan.Â
Setelah berkeliling mencari tempat makan, akhirnya kami menemukan rumah makan yang kami inginkan (padahal random saja, haha). saya memesan menu berupa ikan bawal panggang yang rasanya ampuun sampai nambuh 2 kali.Â
Sesudah menikmati makan siang kami mulai binggung kemana lagi arah tujuan mengingat waktu yang kami miliki masih lumayan panjang. akhirnya sehabis berdiskusi dan bermenung panjang kami memutuskan untuk berkeliling melihat setiap sudut Ibukota Kabupaten Tanjungjabung Barat.Â
±35 menit kami berkeliling, melihat pasar, gedung-gedung tua dan kawasan ancol kuala tungkal yang sebelum ada WFC tempat ini menjadi lokasi favorit warga kuala tungkal untuk menghabiskan waktu senjanya.  Puas berkeliling saya baru teringat ada 1 lokasi yang belum kami kunjungi yaitu pelabuhan Kapal Roro segera kami menuju lokasi tersebut pada persimbangan 4 menuju pelabuhan kami dibuat galau karena saya lupa arah mana yang harus diambil. sembari meraba dan mencari orang untuk bertanya kami melihat papan petunjuk arah yang mana tertulis blok-blok denah dimasing-masing persimpangan. pada papan petunjuk arah tersebut tertulis Objek Wisata Mangrove disisi sebelah kiri persimpangan. sontak membaca itu kami memutuskan untuk menuju objek wisata tersebut.Â
Jarak antara objek wisata hutan mangrove ini hanya sekitar 30 kilometer dari kota kuala tungkal, namun kondisi jalan yang sepi dan kurangnya perawatan membuat kami sangat galau ditengah perjalanan dihadapkan dengan kondisi jalan yang sangat buruk terdapat banyak jalan-jalan yang dibangun dari coran mulai rusak membuat lobang-lobang besar yang didalamnya terdapat kawat-kawat yang digunakan untuk menahan beban semen, lobang-lobang tersebut sangat berbahaya bagi pengguna jalan.Â