Mohon tunggu...
Fahmi BahrurRizki
Fahmi BahrurRizki Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi saya membuat design dan coding

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meminimalisir Perilaku Agresi Remaja Melalui Pitutur Markesot

16 Juni 2022   22:15 Diperbarui: 16 Juni 2022   22:49 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meminimalisir Perilaku Agresi Remaja Melalui Pitutur Markesot 

Pada zaman sekarang kita diguncang krisis moral, di mana pola pikir masyarakat di dunia, terutama remaja telah berubah. Remaja melakukan hal seperti itu tanpa pernah berpikir bagaimana dampak dan akibatnya. Banyak remaja di lingkungan pendidikan yang belum mampu mengontrol emosi. Hak itu dibuktikan dengan maraknya kasus tawuran pelajar yang sering terjadi di kota-kota besar. 

Mengingat Indonesia adalah negara majemuk, fenomena kedamaian juga berpotensi terjadi di Indonesia. Keberaneka ragaman yang tidak disertai rasa nasionalisme yang tinggi maka bisa saja menimbulkan konflik. 

Fenomenafenomena kekejaman yang terjadi menunjukkan bahwa kedamaian sejati belum muncul di dunia ini. Penelitian ini merupakah telaah dari buku karangan Emha Ainun Najib yang berjudul “Markesot Bertutur”. 15), adalah metode yang berlandaskan pada filsafat yang postpositivisme guna meneliti pada kondisi objek alamiah di mana peneliti merupakan instrument kunci. 

Oleh sebab itu yang digunakan dalam pembuatan artikel ini adalah pendekatan kualitatif yang berkonsentrasi untuk mendapatkan hasil data yang deskriptif. 

Salah satu cara yang dapat diupayakan untuk mencegah perilaku tersebut adalah dengan menanamkan kebiasaan berpikir damai. Dalam buku Merkesot Bertutur, pola berpikir damai tersebut dapat dioperoleh dengan enam cara. Berpikir konstruktif ketika menghadapi suatu permasalahan membuat hidup berjalan lebih baik. 

Ketika para remaja terbiasa berpikir konstruktif dan rasional, mereka lebih bisa mengontrol emosi mereka. Selain berpikir konstruktif atau rasional, berpikir kritis juga dapat menanamkan berpikir damai pada remaja. 

Setelah memikirkannya, mereka menyadari bahwa perilaku agresif perlu dihindari ketika menyelesaikan suatu masalah. Memaknai fenomena dengan sudut pandang yang berbeda juga dapat menumbuhkan pola berpikir damai pada remaja. Padahal pendapat dan pandangan dari orang lain juga diperlukan dalam memecahkan permasalahan. 

Selanjutnya adalah memiliki pola pikir bahwa hidup harus berpendirian positif. Remaja akan memiliki perasangka baik yang menuntun mereka untuk menghindari perilaku negatif seperti perilaku agresif. Keduanya perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan halhal yang tidak diinginkan di kemudian hari. 

Sehingga mereka tidak perlu khawatir akan mengalami hal negatif akibat dari perilaku agresi. Sebagai umat beragama, manusia perlu mengambil keputusan berlandaskan agama. Selain harus bertanggung jawab pada dirinya sendiri, manusia juga harus bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya pada Sang Pencipta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun