Mohon tunggu...
FAHMI ARDIANSYAH 111211351
FAHMI ARDIANSYAH 111211351 Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

FAHMI ARDIANSYAH 111211351 MATA KULIAH LEADERSHIP UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA PROF. Dr. APOLLO DAITO, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Kepemimpinan Ranggawarsita

30 September 2024   22:30 Diperbarui: 1 Oktober 2024   01:20 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diskursus Kepemimpinan Ranggawarsita
 
Kepemimpinan selalu menjadi topik penting dalam kehidupan masyarakat, baik di masa lalu maupun di era modern ini. Dalam sejarah Nusantara, sosok-sosok pemimpin yang bijak menjadi panutan dan sumber inspirasi, tidak terkecuali dalam dunia sastra dan kebudayaan Jawa. Salah satu figur penting yang dapat kita soroti adalah Raden Ngabehi Ranggawarsita, seorang pujangga besar dari Keraton Surakarta.  


Diskursus mengenai kepemimpinan Ranggawarsita tidak hanya menarik dari segi sejarah dan kebudayaan, tetapi juga sangat relevan dengan konteks kepemimpinan kontemporer. Tulisan ini akan mengupas **apa** kepemimpinan menurut Ranggawarsita, mengapa kepemimpinannya penting dalam konteks modern,dan bagaimana kita bisa menerapkan prinsip-prinsipnya di masa kini.

Kepemimpinan Ranggawarsita  

Ranggawarsita dikenal sebagai salah satu tokoh sastra yang paling berpengaruh di Jawa pada abad ke-19. Dia menulis berbagai karya sastra yang mengandung ajaran moral, spiritualitas, dan pandangan tentang kehidupan. Salah satu karyanya yang terkenal adalah "Serat Kalatidha", yang menggambarkan keresahan dan kritiknya terhadap keadaan zaman pada masanya. Melalui karya-karyanya, Ranggawarsita menunjukkan kepemimpinan melalui pemikiran yang visioner, spiritualitas yang dalam, dan kepekaan sosial.

Dalam konteks kepemimpinan, Ranggawarsita mengajarkan bahwa pemimpin sejati bukanlah mereka yang hanya mengandalkan kekuasaan atau status, melainkan mereka yang memiliki kearifan, ketajaman batin, serta kemampuan untuk menuntun masyarakat menuju kesejahteraan bersama. Kepemimpinan menurut Ranggawarsita tidak hanya berkutat pada hal-hal duniawi, tetapi juga menyentuh aspek spiritual dan moral.

Kepemimpinan yang dia ajarkan juga memiliki dimensi kultural yang kuat. Dalam budaya Jawa, seorang pemimpin harus memiliki sifat wasis (cerdas), pinter (pandai), dan waskita (mampu melihat ke depan). Seorang pemimpin harus memahami sepi ing pamrih, rame ing gawe, artinya, ia harus bekerja keras tanpa pamrih dan senantiasa mendahulukan kepentingan rakyat.

Pentingnya Kepemimpinan Ranggawarsita dalam Konteks Modern  
Mengapa kepemimpinan ala Ranggawarsita relevan di masa kini? Di tengah tantangan globalisasi, teknologi, dan kompleksitas sosial modern, nilai-nilai kepemimpinan Ranggawarsita menawarkan pendekatan yang dapat membawa kita kembali pada prinsip dasar kepemimpinan, yakni *leadership by wisdom* atau kepemimpinan yang berlandaskan kebijaksanaan.

Di era sekarang, kita sering menyaksikan bahwa banyak pemimpin yang lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan dibandingkan kepentingan rakyat. Fenomena ini kerap menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemimpin. Di sinilah relevansi ajaran Ranggawarsita muncul. Prinsip *sepi ing pamrih, rame ing gawe* mengingatkan para pemimpin modern untuk mengesampingkan ego dan bekerja untuk kepentingan masyarakat luas.

Selain itu, dalam dunia yang semakin terpolarisasi, ajaran moral dan spiritualitas Ranggawarsita bisa menjadi panduan bagi para pemimpin dalam menghadapi dilema etika dan moral. Ranggawarsita menekankan pentingnya keselarasan antara dunia fisik dan batin, serta mengingatkan bahwa seorang pemimpin tidak boleh hanya mengejar hal-hal material, tetapi juga harus memiliki kedalaman spiritual yang akan membimbingnya dalam mengambil keputusan yang bijak.

Menerapkan Prinsip Kepemimpinan Ranggawarsita di Masa Kini  

Lalu, bagaimana prinsip-prinsip kepemimpinan Ranggawarsita bisa diterapkan dalam konteks kepemimpinan modern? Tentu saja, menerapkan ajaran yang berasal dari abad ke-19 ke dunia modern membutuhkan penyesuaian. Namun, beberapa prinsip dasar dari ajaran Ranggawarsita tetap bisa diaplikasikan secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun