Mohon tunggu...
fahmi yunisa
fahmi yunisa Mohon Tunggu... -

swasta

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengalaman Pertama di Luar Indonesia (part 2)

8 Mei 2011   06:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:57 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalo di sini tidak jauh beda,cm sedikit modifikasinya.hehe..dsini kl menyeberang jalan hrs di tempat penyeberangan. Tempat penyeberangan disini selalu ada zebra crossnya, dan selalu ada lampu lalu lintasnya. bila merah,dilarang menyeberang. Kl udah hijau,silakan jalan. Dan orang2 jepang sendiri patuh dengan aturan itu. Yang membuat saya terkesan adalah suatu saat di jalan yang sempit,mungkin cuma 4 meter lebarnya, orang2 itu tidak menyeberang jalan saat lampu merah, meski saat itu jalanan sedang sepi. Kalo di indonesia kan, peduli amat, lha wong jalanan sepi kok g nyeberang jalan.g mungkin celaka lah.hehe..(saya g tau,apa logika itu ada di pikiran orang jepang).
Situasi macet juga dialami di Tokushima. Tapi sensasinya berbeda dengan macet di Indonesia. Dsini macet tidak disertai dengan suara2 klakson, juga tidak dengan asap2 kendaraan bermotor. Disini macet karena mengantri lampu merah, dan uniknya tidak ada yang berusaha menyerobot atau menyalip kendaraan yang didepannya, ataupun menyerobot lampu lalu lintas. Meskipun itu bus kota,yang terjadwal rapi, tidak berusaha utk menyerobot lalu lintas. Semuanya terlihat rapi dan teratur. Tiadanya asap kendaraan yang membuat polusi, konon karena seleksi penggunaan bahan bakar dan mesin kendaraan, juga karena adanya pemeriksaan berkala yang sangat ketat. Semacam uji kelayakanlah, namun lebih ketat. Karena semua detil kendaraan diperiksa, dan tidak tanggung2, kl dinyatakan hrs turun mesin, y turun mesin saat itu juga. Kalo engga mau, dianggap ilegal dan itu pelanggaran. Dan semuanya patuh dengan aturan itu, g ada yang berusaha "maen belakang" atw apapun lah istilahnya. Hehe...
Luar biasa negeri ini..warganya taat aturan, aparatnya pun tegas menegakkan aturan..(coba di Indonesia kaya' gini y..)
Sensasi perbedaan lain yang saya rasakan dan nikmati adalah tiadanya aksi vandalisme di fasilitas2 publik, seperti telepon umum,stasiun, kereta api, bis,toilet umum dan lain2. Saya tidak pernah menemukan adanya bekas coret2 di tembok toilet umum, ataupun kerusakan2 yang disengaja di kereta api. Kl di Indonesia, kita selalu menemukan coret2 di tembok tempat2 umum, misalnya "udin was here" atw "parto love bella", dan lain sebagainya. Kerusakan2 fasilitas umum juga sering kita temui di Indonesia, misalnya jok penumpang bus yang jebol, kaca jendela kereta api yang pecah, dan lain sebagainya. Di sini, fasilitas2 umum sangat terpelihara dengan baik. Dan sangat sangat bersih. Seorang teman berkelakar, orang jepang itu lebih islam dari orang Islam itu sendiri. Mengapa? Karena orang jepang sangat sangat menghargai kebersihan. Dimana-mana selalu terlihat bersih. Kl orang Islam blm tentu bersih, padahal kebersihan itu sebagian dari iman..(saya yang muslim saja merasakan itu.hehe..)
Saya berangan-angan, kapan yaa Indonesia tercinta bisa seperti ini. Bersih lingkungannya, rapi tata kotanya, dan teratur warganya. Agaknya butuh waktu yang sangat lama untuk mewujudkannya, paling tidak sampai semua orang Indonesia pernah pergi ke Jepang dan melihat secara langsung pola kehidupan di sini. Semoga....
(..hanya sekelumit cerita setelah hampir sebulan tinggal di Jepang..)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun