Menjelang berakhirnya musim kompetisi sepakbola Eropa, dan momen akbar Piala Dunia tiba, ada sedikit catatan yang ingin saya bagikan di sini. Sebenarnya ini tulisan lama, dulu jauh sebelum saya mau menulis  di Kompasiana.
Ngutip sedikit catatan Bung Weshley Hutagalung,
"Pernahkah Anda bertanya kenapa tetap cinta dan mengikuti sepak bola ketika ia kerap membuat Anda patah hati? sepak bola tidak melulu tentang kekecewaan dan sakit hati. Tak peduli apa klub yang Anda dukung atau pemain yang Anda kagumi, sepak bola bisa memberikan kepada kita sebuah momen singkat yang penuh sukacita... dan murni!. Tak sulit untuk menerima bahwa sepak bola selalu memberi makna bagi kehidupan jutaan orang di seluruh dunia".
Bagi saya, Sepakbola awalnya adalah sebuah hiburan semata lalu seiring berjalannya waktu nilai itu mulai berkembang menjadi sebuah pembelajaran untuk kehidupan.Â
Dari sepakbola kita bisa belajar akan arti sebuah kebersamaan, kekompakan dan kerjasama. Semangat sportifitas jelas tidak bisa kita elakkan dari sepakbola, semangat pantang menyerah, emosi dan suka cita semuanya juga ada di dalamnya.
Kecermatan, kejelian berfikir seorang pelatih dapat juga memberikan kita sebuah inspirasi dalam kehidupan tentang bagaimana mencari solusi jitu menyelesaikan masalah dan menghasilkan sebuah kemenangan.
Satu hal yang tidak bisa saya pungkiri, mungkin kalo tidak ada siaran sepakbola tengah malam atau menjelang dini hari, bisa jadi saya tidak akan bisa merasakan indahnya bertahajjud dengan mudah dan tanpa merasa berat.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H