Mohon tunggu...
fahmi kurniawan
fahmi kurniawan Mohon Tunggu... -

berani karna benar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kehidupan Beragama

11 Mei 2013   19:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:44 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan yang berikut ini tentang guru saya ia pertama saat MOS di perkenalkan oleh kakak senior saya, adalah guru yang toleransi agamanya tinggi. Mungkin waktu itu saya belum begitu percaya sampai ahirnya saya masuk dalam OSIS yang kebetulan guru itu sebagai pembina OSIS. Memang toleransi agamanya cukup baik, sampai pada suatu ketika Rohis SMA yang akan mengadakan pengajian haribesar Islam tetapi proposal yang dibuat itu dipersulit oleh sokolah dan hampir saja di batalkan acara itu. Tapi guru tadi tanpa di minta ia memperjuangkan agar dana proposal itu bisa cair dan acara dapat terlaksana dan akhirnya juga berhasil.

Tapi ketika saya kelas 11 guru saya itu sudah tidak aktif lagi dikarena kan ia terkena penyakit gagal ginjal kurang lebih satu tahun ia berhenti dari aktifitasnya. Ia kembali ketika saya kelas 12 tapi ia kembali tidak begitu lama sampai pada akhir ia meninggal. Dan setelah ia meninggal itu banyak kabar-kabar yang muncul, ada yang mengatakan bahwa ia dulunya seorang muslim akan tetapi murtad, dan teman saya juga ada yang pernah di pameri KTP guru saya itu pada agama masih tertulis Islam ia memperlihatkan KTPnya itu dengan bangga entah apa maksudnya.

Ada lagi di SMA itu saya mempunyai alumni yang juga aneh ia di SMA itu menjadi pembina TONTI atau baris-berbaris. Ia kerap meberikan motifasi-motifasi yang membangun ya memang baik, ia sering kali memperlihatkan sisi buruknya iasekarang ini memeluk agama Kristentapi ia mengaku ia pernah memeluk agama islam, dan setelah kristen ini ia mengaku mungkin ia akan memeluk agama konghucu. Ia beralasan ia memeluk agama itu dikarenakan ia dekat dengan seseorang yang ia yakini dapat membimbingnya untuk mendalami agama itu itulah alasan ia ganti-ganti agama. Saya berfikir apakah orang ini menganggap agama itu sebagai sebuah mainnan, sehingga ia dengn mudahnya berganti-ganti agama padahal agama itu adalah sebuah prinsip atau pegangan hidup jadi saya menilai ia itu tidak memiliki pegangan hidup.

Di salah satu RW di dusun saya ada suatu acara rutin merayakan hari besar secara bersama-sama. Comtohnya ketika orang Islam merayakan hari raya Idul Fitri dan setelah hariraya itu biasa ada acara Syawalan RW yang dihadiri seluruh anggota RW, maupun itu islam atau agama lain semua datang dalam acara itu. Acara ini bertujuan untuk saling bermaaf-maafan jadi acara ini walaupun juga dalam rangka memperingati hari raya agama tapi juga untuk ajang bermaaf-maafan. Jadi ada segi umumnya.

Tapi ada acara yang memperingati hari raya orang kristen dan katolik, yaitu natalan bersama. Acara ini dihadiri sama semua anggaota entah itu beragama Katolik, Kristen, Islam, yang jelas semua hadir dalam acara itu. Tapi maksud atau tujuan acara itu yang tidak saya ketahui apa. Atau mungkin sekedar kebersamaan atau apa senang saya tidak begitu paham. Yang jelas mungkin saya baru menemui acara ini baru di RW ini saja, tapi saya juga tidak tau biala di daerah lain ada yang seperti itu.

Pernah suatu kali saya dalam suatu furum RW ada permintaan bantuan untuk ikut serta membantu mengamankan perayaan natalan yang ada di gereja. Disatu sisi saya beragama Islam tidak bisa melakukannya disisi lain saya hidup di masyarakat yang bertagam keyakinan dan dan harus hidup saling tolong menolong, apabila tidak melakukan itu mungkin akan mendapat sangsi moral. Akhirnya saya memilih untuk tidak membantu dengan mengatakan alasan yang sebenarnya dan mereka bisa menerima alasan saya itu, tapi lain apa bila saya di mintai tolong lain bukan berkaitan dengan agama saya dengan semaksimal yang saya bisa membatunya.

Saya jadi ter ingat ketika saya mengikuti pengajian Abu Bakar Ba’asir yang sering ber urusan dengan polisi karena kasus terorisme, yang sekarang ditahan karena diduga ikut membantu terois dalam hal memberikan dana, dan terahir sepertinya ia sudah mendapatkan fonis tapi saya kurang mengikuti kasus itu. Ia juga sering dibilang Islam yang ia anut itu Islam garis keras. Waktu pengajian itu, Ba’asir menceritakan bahwa ia dengan senang hati memberikan bantuan kepada tetangganya sedang sakit untuk meminjami tetangga uang, dan ia malah tidak meminta uang yang ia pijamkan itu untuk agar dikembalikan, ia tidak memandang kalau yang di pinjaminya uang itu seorang nasrani. Tapi lain ketika ia dimintai pinjaman uang untuk merayakan natal ia menolak untuk meminjaminya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun