Mohon tunggu...
Fahmi Kompas
Fahmi Kompas Mohon Tunggu... Staff Gudang di ITC Mangga Dua, Penulis Lepas, Bisnis Online -

Menyukai Selera Humor, Penggemar Photoshop, Funny Experiences, Suka dinasehatin dan paling senang mendengar ucapan motivasi yang menginspirasi :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Hargailah Nasehat dan Motivasi Orang Lain!

20 Agustus 2014   16:36 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:04 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adakah hal yang salah, bila saya memotivasi kalian selalu berlebihan ? Pertanyaan ini saya lontarkan kepada seluruh teman-teman yang berada dalam satu ruangan di sebuah acara event menulis artikel di daerah jayakarta. Sebagian ada yang menjawab “Tidak, nggak berlebihan kok”, ada yang menjawab “Biasa aja”, bahkan ada berkata “Ahk, ente mah kayak Mario teguh, ngoceh mulu!”. Yang terakhir itu membuat saya sedikit tersinggung, tapi tidak apa-apa. Saya terima pernyataan mereka, agar bisa memperbaiki hal-hal yang berlebihan dari dalam diri saya sendiri. Hitung-hitung untuk bahan evaluasi diri saja.

Saat ada teman chatting di Socmed, dia mengeluh karena sulitnya mencari pekerjaan. Sebagai seorang teman, saya hanya bisa memberinya motivasi agar tidak boleh patah semangat, terkadang saya menambahkan untuk mengajaknya beribadah dan bertawakal kepada Sang Maha Menentukan, agar dengan izinnya, semoga teman saya ini diberi kemudahan dalam mencari pekerjaannya.

Tapi apa yang saya dapat setelah itu, dia membalasnya dengan “Lo nggak tahu apa yang gue rasain sekarang, lo mah nasehat mulu kayak pak ustadz!”. Blaarr !! Saya terkejut dengan balasannya tersebut. Lho kok gitu, memangnya SALAH jika saya memberi solusi seperti itu ? Kenapa juga saya disamakan sama pak ustadz, lagipula kalau dibandingkan, ilmu agama saya masih minim. Di nasehatin kok malah bikin orang naik pitam yaa. Waktu itu saya sedang di landa bad mood, jadi tensi emosi naik ke puncak tertinggi.

Jika diperhatikan sekali lagi, pernahkah kalian mendapat curhatan dari seorang teman tentang masalah yang dialaminya, lalu dia meminta solusi agar mudah menghadapi masalahnya tersebut. Ketika itu juga kalian berpikir keras untuk menemukan jawaban solusinya. Setelah dapat, kalian mengungkapkan solusinya, dan saat itu juga teman kalian membalas “Alahhh nasehat lo berlebihan kayak ulama-ulama lain”. Saya tahu apa yang kalian rasakan setelah itu. Gondok! Pastinya.

Kalau seorang idola ada banyak yang nge-fans. Saya percaya, pasti ada “Haters” yang tidak menyukaiidola tersebut. Contohnya, Justin Bieber. Nahh untuk masalah ini, masa iya, seseorang yang selalu memotivasi untuk mendorong kebaikan untuk diri kalian sendiri, masa harus kalian abaikan atau malah membencinya. Jangan-jangan orang yang membenci motivator akan punya grup tersendiri. Dan memiliki nama “Haters to Motivation”. Pasti itu merupakan mimpi buruk bagi para motivator di Indonesia.

Pertanyaan saya berkecamuk di pikiran saya sendiri, benar-benar aneh rasanya. Entah saya yang aneh atau tingkah laku generasi sekarang yang melebihi batas “Aneh”nya. Saat saya mengetahui bahwa ada yang tidak menyukai motivasi atau nasehat saya. Sejak itu saya menetapkan untuk memilih teman yang saling memotivasikan, saya tidak lagi berteman dengan orang yang membuat permainan merusak “Otak”. Mereka yang terlebih dahulu, meminta solusi, mencoba untuk dinasehatin, membujuk kita untuk memotivasi mereka. Setelah kita sudah merespon permintaan mereka. Dan mereka membalas kita dengan jawaban sinis. “Ngomong doank bisa, lo sendiri belom pernah mengalamiapa yang gue rasain kan”. Bagaimana perasaan kalian bila mendengar jawaban tersebut ? jawab sendiri yaa.

Ketahuilah bahwa, orang-orang yang seperti itu akan sangat mudah dijauhin, atau bahkan “Gampang” di bully. Mereka yang sudah terkena pengaruh dari permainan orang-orang tersebut akan sangat mudah untuk tidak mendengarkan keluh-kesah mereka. Justru mereka akan balas dendam dengan kata-kata yang lebih parah. Contohnya si Ani, meminta solusi kepada si Nia. Nia sudah tahu sifat jelek si Ani adalah tidak menghargai nasehat orang lain. Ia merasa akan jengkel bila solusi yang Nia berikan akan mendapat respon negatif dari si Ani. Saat Ani meminta solusi bagaimana caranya mencari cowok lain, padahal saat itu Ani sendiri yang memutuskan hubungan dengan cowoknya. Mendengar hal itu, si Nia menjawab “BODO AMAT! Cari aja sendiri, siapa suruh putusin cowok yang udah setia sama lo, rasain lo!”. Untuk para wanita yang memiliki kelemahan di titik perasaan. Pasti hati mereka tersayat dengan jawaban paling pedih itu meskipun jawabannya berasal dari sahabatnya sendiri. Nahh loh.

Mungkin karena dari kecil generasi kita masih kurang dengan pemahaman tentang betapa pentingnya menghargai pendapat orang lain. Menghargai setiap nasehat dan solusi yang telah diberikan dari orang lain disekitar kita, termasuk orang-orang yang peduli sama kita. Tak akan ada orang yang mau menasehati kita atau memotivasi kita, jika tak ada yang mau peduli sama kita. Jadi bersyukurlah kalian yang sampai saat ini masih ada yang peduli sama kalian. Toh, bila kalian sukses nanti, itu berkat dari respon positif orang-orang yang disekitar kalian.

Tapi sebagian dari orang sekitar terkadang ada yang merespon negatif tentang keluh-kesah kita ? Pertanyaan itu datang dari teman saya yang “Status” nya tidak menyukai motivasi dari orang lain. Nahh untuk soal ini saya menjawabnya dengan baik, dan berharap tidak ada respon negatif dari teman saya ini. Selalu ada orang yang mau mendengarkan keluhan kita, siapa orang tersebut ? Orang Tua kita sendiri. Mereka akan selalu mendengarkan keluhan kita, meski mereka sendiri juga punya keluhan masing-masing. Tapi demi anak yang mereka sayangin, mereka takkan tinggal diam bila anaknya sedang menghadapi masalah berat. Mereka akan menasehati kita untuk bersabar. Ibu kita akan memberi solusi yang baik, Ayah kita akan memotivasi dan mendorong semangat untuk kita dengan mempertaruhkan tekadnya mendukung kita menghadapi masalah. Lihatlah betapa besarnya jasa Orang Tua kalian.

Kuncinya, hargailah pendapat,solusi,nasehat dari orang lain termasuk Orang Tua kalian sendiri. Mereka memang terlihat rewel bila sedang menasehati kita, tapi itu sebuah bukti bahwa mereka peduli sama kita, mereka mencoba untuk mendukung kalian meski terlihat tak nampak dari wajahnya. Ketahuilah bahwa di sekitar kita, masih ada yang ingin membantu kita. Jika kita ingin dipedulikan sama orang lain, maka peduli lah dengan pendapat orang lain atau lebih tepatnya peduli dengan nasehat Orang Tua kalian.

Dengan menghargai pendapat dan nasehat orang lain, akan semakin banyak orang yang mau memberikan respon postif kepada kita, apalagi jika saling memotivasikan atau saling menasehati, hubungan kita dengan sahabat pasti akan baik, begitu pula hubungan kita dengan orang lain, akan terasa lancar dalam hal komunikasi .

Dengarkanlah nasehat orang lain, cermati baik-baik, resapilah nasehatnya. Karena itu akan sedikit membuka semangat didalam diri yang sudah termotivasi. Dengan begitu, kalian akan jadi lebih mudah menjalani kehidupan sehari-hari. Selamat untuk kalian yang sudah menghargai nasehat orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun