Mohon tunggu...
Fahmi Kompas
Fahmi Kompas Mohon Tunggu... Staff Gudang di ITC Mangga Dua, Penulis Lepas, Bisnis Online -

Menyukai Selera Humor, Penggemar Photoshop, Funny Experiences, Suka dinasehatin dan paling senang mendengar ucapan motivasi yang menginspirasi :)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Energi Semangat Pemilik Warung Bakso

20 September 2014   20:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:07 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Bakso Pak Bardjo (dok.Pribadi)

[caption id="" align="aligncenter" width="387" caption="Warung Bakso Pak Bardjo (dok.Pribadi)"][/caption]

Dari sekian banyak orang lain yang masih memperdebatkan masalah soal kenaikan harga tabung gas Elpiji 12 kg, bagi Pak Bardjo, itu hanya semacam hal yang membuang-buang waktu dan energi dalam diri. Pemilik warung bakso ini enggan untuk memprotes kenaikan Elpiji 12 kg.

Segala macam argumentasi dari para ahli, hanya menunjuk pada sistem pengelolaan energi yang hampir habis. Menurut Pak Bardjo, hasil energi alam yang selama ini kita kelola untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, akan ada masanya energi itu akan habis. Seperti contoh wacana tentang langkanya minyak tanah di beberapa daerah.

Lalu bagaimana dengan energi gas ? Bukankah suatu saat akan habis juga ? Justru Pak Bardjo tidak mengharapkan akan terjadinya kelangkaan gas di suatu saat nanti, ia berharap Pertamina segera melakukan inovasi untuk pemberdayaan potensi energi di masa yang akan datang.

Ketika Saya menghampiri warung bakso-nya yang tidak jauh dari rumah saya, untuk sekedar makan siang. Saat sampai disana, Saya disambut hangat dengan Ibu Nari, Istri Pak Bardjo, yang menghantarkan Saya ke tempat meja makan yang kosong. Warung Bakso Pak Bardjo cukup ramai tiap harinya. Para Karyawannya sibuk menyiapkan pesanan para pelanggannya. Suasana riuh dan ramai.

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Semangkuk Bakso (dok.Pribadi)"][/caption]

Jika dilihat dari kinerjanya, para Karyawan ini memiliki tutur kata yang sopan dan baik. Saya seperti ada di restoran, tidak menyangka pelayan pembawa pesanan di warung ini juga dapat menunjukkan keramahannya. Beda di tempat lain. Mungkin inilah yang diinginkan Pak Bardjo, dengan visi dan misinya untuk melayani pelanggan dengan baik.

Di lain waktu, saya akhirnya bisa berbincang-bincang dengan Pak Bardjo. Membahas soal mengenai kenaikan harga tabung gas Elpiji 12 kg. Awal kenaikannya, cukup membuat Pak Bardjo terkejut dan sempat resah dengan harga baru tabung gas Elpiji 12 kg. Ternyata itu membawa beban untuk kebutuhan yang harus Pak Bardjo siapkan dalam keperluan usahanya.

Pak Bardjo sendiri menceritakan kesehariannya, bahwa warung baksonya selalu buka di pagi hari, Pak Bardjo setiap paginya selalu pergi ke pasar untuk keperluan dagangannya. Tak jarang ia pulang dengan membonceng gas Elpiji 12 kg menggunakan motor pribadinya.

Kesederhanaan dan keramahan Pak Bardjo dalam melayani pelanggannya, sangatlah baik. Beliau ternyata ramah senyum kepada orang lain. Di sela-sela naiknya harga tabung gas Elpiji 12 kg, Pak Bardjo justru tidak memusingkan hal itu. Ia lebih fokus dengan memikirkan pelayanan yang baik untuk setiap pelanggannya. Pak Bardjo lebih mengutamakan kepuasan pelanggannya.

Maka tak heran, langganan penikmat warung bakso milik Pak Bardjo ini selalu ramai pengunjung. Meski harga semangkuk bakso ikut naik, Pak Bardjo malah memberi bonus di setiap menu pesanannya, ia menyisipkan tambahan bakso telur untuk setiap pelanggannya. Ia juga memperbolehkan pelanggan untuk menambah minumannya. “Jika Es teh manis dalam gelas sudah habis, pelanggan boleh minta Es teh lagi. Gratis” ungkap Pak Bardjo.

Bagi Pak Bardjo, kenaikan harga tabung gas Elpiji 12 kg dianggap sebagai pelecut semangat dalam hidupnya, untuk bisa menunjukkan hal baik yang ia bisa. Pak Bardjo tidak menyerah untuk selalu memberikan pelayanan yang baik. Naiknya harga Elpiji 12 kg menjadikan tantangan tersendiri bagi Pak Bardjo.

Di akhir cerita, Pak Bardjo menerangkan, “Dalam hidup, terkadang harus ada masalah yang dihadapi, tapi itu bukan untuk membuat tekad seseorang menjadi resah. Kita ini punya pilihan dalam menjalani hidup ini, antara bangkit dan tetap semangat atau menunggu dan terus terpuruk” katanya dengan ekspresi tersenyum. Saya yang mendengarnya cukup menganggukkan kepala, meresapi kalimatnya.

Mungkin sebagian orang lain jarang memiliki pemikiran yang sama seperti Pak Bardjo. Pedagang lain tentu akan merasa heran, di tengah harga kebutuhan semakin naik, Pak Bardjo malah memberi bonus untuk menambah pelanggannya. Sungguh ini hal yang baru bagi Saya.

Sebesar apapun masalah yang harus dihadapi setiap manusia, kita selalu punya pilihan pada masalah tersebut. Antara bangkit dan tetap semangat atau menunggu dan terus terpuruk. Semua tergantung dari cara kita, bagaimana memandang persepsi dari sisi yang berbeda. Dan Saya belajar dari orang yang selalu semangat menghadapi gelombang hidup, seperti Pak Bardjo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun